SBY Sebut Ada Sosok Pak Lurah Sebagai Master Mind Pemasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

SBY menyebut nama Pak Lurah sebagai sosok di balik munculnya nama Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Anies Baswedan pada Pilipres 2024 nanti.
SBY menyebut nama Pak Lurah sebagai sosok di balik munculnya nama Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Anies Baswedan pada Pilipres 2024 nanti.

SBY menyebut nama Pak Lurah sebagai sosok di balik munculnya nama Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Anies Baswedan pada Pilipres 2024 nanti.

Intisari-Online.com -Terkait munculnya nama Muhaimin Iskandar yang digadang-gadang jadi cawapres Anies Baswedan mendapat respon dari Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY, pendiri Partai Demokrat, menyebut ada master mind di balik gonjang-gonjang yang terjadi belakangan itu.

SBY sendiru adalah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, partai yang sudah setahun belakangan menjalin koalisi dengan Partai Nasdem mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 nanti.

Dihadapan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY mengatakan pernah diingatkan oleh kerabatnya apakah keputusannya mendukung Anies sebagai Capres di Pilpres 2024 adalah tepat.

Pada saat itu pilihannya mantap mendukung Anies.

Kini dirinya baru sadar ternyata ucapan kerabatnya itu benar.

"Kalau jujur saya pun tidak menyangka atas terjadinya kejadian itu 3 hari yang lalu setelah setahun lamanya koalisi ini bersama-sama berikhtiar, berjuang untuk bisa menjadikan kenyataan mengusung capres dan cawapres yang diinginkan oleh rakyat," kata SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9).

"Tiba-tiba terjadilah peristiwa tiga hari yang lalu itu."

SBY melanjutkan: "Sebenarnya beberapa teman sudah mengingat saya agak lama baik dari kalangan kader maupun luar Demokrat," katanya.

"Pak SBY benar-benar percaya kepada orang-orang itu? Saya jawab dengan praduga yang baik saya percaya. Ya silakan saja dilihat nanti yang penting saya sudah mengingatkan."

SBY juga mengutip sebuah pesan dari netizen.

"Ada lagi komentar ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba. Ini kan peribahasa lama kita dulu sekolah SD SMP," kata SBY.

"Tapi musang berbulu domba di depan baik, manis, lembut, penuh persahabatan tetapi di balik itu saat lengah kita dicaplok dan dimakan sampai habis. Peribahasa. Mungkin tafsirnya kita ditelikung seperti peribahasa ini," kata SBY.

SBY lalu menyinggung ada seorang menteri aktif dari kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengusulkan agar Partai Demokrat berkoalisi dengan PKS dan PPP.

Menurutnya, desakan ini disebut oleh menteri aktif tersebut sudah sepengetahuan 'Pak Lurah'.

"Kita juga tahu seorang menteri masih aktif dari Kabinet Jokowi, secara intensif, melakukan lobi termasuk kepada Partai Demokrat dengan mengajak dan membentuk koalisi yang baru."

"Koalisi (yang diminta) Demokrat, PKS, dan PPP. Yang bersangkutan mengatakan inisiatif (lobi) ini sudah sepengetahuan Pak Lurah," kata SBY.

SBY mengatakan bahwa ada sosok 'master mind' atau dalang yang mengendalikan terkait koalisi partai politik (parpol) dan pasangan capres-cawapres yang bakal maju di Pilpres 2024 mendatang.

Namun, SBY mengungkapkan tidak tahu siapa sosok 'master mind' yang dimaksud tersebut.

"Ada persengkokolan untuk mengeksekusinya, menjalankannya," katanya.

Lebih lanjut, SBY menilai segala bentuk spekulasi dan intrik politik ini akan terbuka pada saatnya di hadapan rakyat.

Sosok 'Pak Lurah'

Sebagai informasi, istilah 'Pak Lurah' pertama kali disebutkan oleh Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus 2023.

Jokowi mengatakan awalnya dirinya tidak mengetahui sosok yang dipanggil dengan istilah 'Pak Lurah' tersebut.

Lantas, Jokowi baru mengetahui bahwa istilah 'Pak Lurah' itu ditujukan kepadanya.

"Saya sempat mikir siapa ini Pak Lurah, sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah saya. Saya jawab saya bukan lurah, saya Presiden RI," katanya saat itu.

SBY bersyukur ditinggalkan Anies dan NasDem

Lebih lanjut mengaku bersyukur ditinggalkan Anies Baswedan dan Partai NasDem.

Dia justru merasa diselamatkan oleh Tuhan karena peristiwa tersebut.

Menurut SBY, peristiwa ini menandakan Tuhan tidak setuju Demokrat mendukung atau bermitra dengan orang yang tidak jujur dan amanah.

Khususnya, pihak yang telah mengkhianati sesuatu yang telah disepakati.

"Saya renungkan baik-baik tadi malam dalam kontemplasi saya, justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah apa Yang saya maksudkan? kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-oemimpin besar, bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah, yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidik, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati," kata SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (1/9/2023).

SBY menilai Tuhan menjauhkan Demokrat yang tidak memegang komitmen dan janji politiknya.

Dia pun mengkritisi Anies yang tidak amanah meskipun belum memegang kekuasaan yang besar.

"Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya, nah sekarang saja tidak sidik, tidak amanah, tidak memegang komitmennya bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin bukan kekuasaan yang besar? Akan diapakan?," jelasnya.

Lebih lanjut, SBY menambahkan pihaknya akan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialami oleh partainya.

"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, kita dibebaskan dari dosa yang mungkin akan kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka itu dan mengusung seseorang untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia," jelasnya.

"Selain itu kita ternyata jugaa tidak diijinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal sudah melanggar dan mengingkari kesepakatan, tertulis dalam kesepakatan koalisi, menjunjung tinggi prinsip kesetaraan Equality dan kesetaraan," sambungnya.

Artikel Terkait