Pasukan KNIL terpaksa dan tergesa-gesa melindungi Hindia Belanda dari serangan blok poros.
Sebagian besar kesatuan KNIL akhirnya bisa dikalahkan dan beberapa prajurit diasingkan oleh pihak Jepang selaku blok poros.
Ada juga yang melarikan diri ke Australia dengan alasan keamanan.
Beberapa kelompok KNIL yang berasal dari kelompok pribumi melakukan gerilya terhadap Jepang tanpa dibantu oleh pihak mana pun.
Ada juga tentara KNIL yang keluar dan mencoba masuk PETA (Pembela Tanah Air) yang merupakan tentara sukarela bentukan Jepang.
Setelah perang dunia II, KNIL digunakan untuk merebut kedaulatan Indonesia dengan membangun pengaruh Belanda.
Agresi Militer yang dilakukan oleh Belanda dibantu oleh tentara-tentara KNIL.
Namun, usaha yang dilakukan oleh pihak Belanda tidak bisa terealiasi setelah adanya pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 di Den Haag.
Pada 26 Juli 1950, KNIL dinyatakan bubar dengan penyerahan kepemimpinan Dir Cornelis Buurman van Vreeden selaku Komandan KNIL kepada Angkatan Perang Republik Indonesia (APRIS), atau kini TNI.
Buurman mengatakan, anggota KNIL boleh bekerja sesuai dengan keinginan masing-masing.
Berdasarkan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), mantan tentara KNIL diperbolehkan bergabung dengan APRIS dan memperoleh kenaikan pangkat.
Sekilas profil Buurman van Vreeden
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR