Dia juga mendukung gerakan nasionalis dan sosialis di berbagai negara Arab dan Afrika, serta menjadi salah satu pendiri Gerakan Non-Blok.
Nasser juga menghadapi berbagai tantangan dan konflik selama masa kepresidenannya.
Dia mengalami kekalahan besar dalam Perang Enam Hari melawan Israel pada tahun 1967, yang mengakibatkan hilangnya Semenanjung Sinai.
Dia juga terlibat dalam Perang Saudara Yaman Utara melawan Arab Saudi dan Inggris.
Dia juga menghadapi oposisi dari kelompok Islamis seperti Ikhwanul Muslimin, yang pernah mencoba membunuhnya pada tahun 1954.
Nasser meninggal karena serangan jantung pada tanggal 28 September 1970 di Kairo, Mesir.
Dia dimakamkan di Masjid Gamal Abdel Nasser yang dibangun khusus untuknya.
Dia dianggap sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dan populer di dunia Arab, serta sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan zionisme.
Nasser tidak hanya berpengaruh di Mesir, tetapi juga di dunia Arab dan internasional.
Dia menjadi salah satu pendiri Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955, yang merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok.
Dia juga menjadi sekretaris jenderal Gerakan Non-Blok pada tahun 1964.
Baca Juga: Sosok Megawati Soekarnoputri, dari Caleg PDI hingga Presiden RI ke-5
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR