Mas Jolang sepertinya jengkel karena merasa diremehkan, dia pun berkali-kali menusuk-nusuk pamannya itu dengan tombaknya.
Tapi tombak itu tak bisa melukai Adipati Pragola.
Sebaliknya, dari atas kuda, Pragola berhasil memukul keponakannya itu dengan gagang tombak, Mas Jolang pun jatuh dari kudanya.
Sementara Mas Jolang dibawa kembali ke Prambanan, Pragola merangsek ke daerah Dengkeng, dan membuat pertahanan di situ.
Berita jatuhnya Mas Jolang sampai ke telinga Senopati dan dia memberitakuhan kabar itu kepada permaisurinya, yang adalah saudara perempuan Pragola.
Ya, namanya dalam peperangan, ada bumbu-bumbu sedikit di dalamnya, di mana Senopati mengatakan bahwa Adipati Pragola telah menusuk Raden Mas Jolang dengan tombaknya.
"Kalau begitu, saya tidak berkeberatan jika dia dibunuh," kata permaisuri, seperti ditulis De Graaf.
"Karena dia orang jahat."
Seolah mendapat angin segar, Senopati berangkat ke medan pertempuran.
Sesampainya di luar benteng buatan pasukan Pragola, pasukan Mataram berteriak-teriak dan memukul canang Ki Bicak hingga bertalu-talu.
Dengan keris Kiai Culik, Ki Juru Martani alias Adipati Mandaraka berhasil memporak-porandakan benteng pertahanan yang terbuat dari pohon-pohon kelapa itu.
Senopati berhasil menembus benteng, Pragola lari tunggang langgang.
Dia melarikan diri Pati, dan langsung mengumpulkan para bupati di sekitarnya, tapi Senopati mudah saja menghancurkan persekutuan tersebut.
Pemberontakan Pati pun berhasil dipadamkan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR