Namun, ia sering berselisih dengan pemerintah, termasuk menolak untuk melakukan long march ke Jawa Tengah.
Long march adalah perintah yang dikeluarkan sebagai akibat dari Perjanjian Renville.
Perjanjian ini dianggap sebagai jebakan untuk membuat Indonesia tunduk kepada Hindia Belanda.
Oleh karena itu, ia menentang keras perintah long march tersebut. Dari sinilah, ia kemudian mendirikan NII atau yang juga disebut dengan Darul Islam.
Deretan Aksi Pemberontakan
Selanjutnya, Kartosoewirjo memimpin gerakan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat.
Gerakan ini berkembang dengan pesat, seiring dengan lemahnya pemerintah pusat. Bahkan, ia berhasil menguasai sepertiga wilayah Jawa Barat.
Namun, pada akhir 1950-an, gerakan ini mendapat tentangan dari pemerintahan Sukarno.
Pada 1961, ia menyatakan perang dengan menggunakan taktik teror dan bandit terhadap warga sipil.
Ia juga pernah mencoba membunuh Sukarno saat shalat Idul Adha pada Mei 1962. Namun, upaya itu gagal.
Tak berapa lama kemudian, Kartosoewirjo ditangkap pada Juni 1962 dan dihukum mati pada September tahun yang sama.
KOMENTAR