Sultan Agung kemudian mengambil tindakan tegas menyerang Pati, dengan pasukan yang dipimpinnya sendiri.
Menurut cerita lisan Serat Kandha, Sultan Agung mengatur pasukan dengan bagian depan dan tengah dipimpin oleh Pangeran Sumedang, Adipati Martalaya.
Dalam serangan itu, Adipati Martalaya membawa pasukan dari Madura, Kedu, Bagelen, dan Pamijen.
Sedang di bagian belakang pasukan, ada keluarga kerajaan, dan kapendak di barisan Mataram.
Saat perang berkecamuk, Adipati Pragola II merangsek maju yang membuat Sultan Agung membunyikan gong pusaka Kyai Bicak.
Serangan Adipati Pragola II tersebut sempat membuat pasukan Sultan Agung mundur.
Sultan Agung kemudian memberikan tombak pusaka Kyai Baru, kepada lurah dari para kapendak, Naya Derma dan kembali memukul gong pusaka.
Seketika, tombak dihunus dan mengenai Adipati Pragola II, yang membuat sang penguasa Pati gugur.
Akibat tikaman tombak ini, Adipati Pragola II tewas.
Disebutkan bahwa Adipati Pragola II tewas pada 4 Oktober 1627.
Perang saudara ini tidak hanya memakan biaya yang sangat besar, namun juga menelan banyak korban jiwa.
Sebanyak 150 ribu orang Pati tewas dibunuh tentara Kerajaan Mataram.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR