Baca Juga: Sejarah Keraton Surakarta, Saksi Bisu Perkembangan dan Kejayaan Mataram Islam
Pemberontakan di Kartasura
Salah satu daerah yang menjadi sasaran pemberontakan adalah Kartasura, ibu kota Kerajaan Mataram Islam saat itu.
Kartasura dipilih karena merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan yang strategis, serta memiliki banyak penduduk Tionghoa yang tinggal di pecinan (kampung Tionghoa).
Pada awalnya, Paku Buwono II, raja Mataram Islam yang berpusat di Keraton Kartasura, berpihak kepada pemberontak dan mengirim pasukan perangnya yang dipimpin Patih Pringgoloyo untuk membantu mereka.
Paku Buwono II berharap dengan demikian ia dapat mengurangi pengaruh Belanda di Jawa dan memperkuat kedudukannya sebagai raja.
Namun, rencana Paku Buwono II tidak berjalan mulus.
Pasukan Mataram Islam tidak mampu mengimbangi kekuatan pasukan gabungan Jawa-Tionghoa yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning.
Sunan Kuning adalah putra dari Raden Kajoran, seorang bangsawan Mataram Islam yang memiliki darah Tionghoa.
Pasukan Sunan Kuning berhasil menguasai benteng Belanda di Kartasura dan mengepung keraton pada 20 Juni 1742.
Mereka menuntut Paku Buwono II untuk menyerahkan tahta kepada Sunan Kuning dan mengakui kemerdekaan Jawa-Tionghoa dari Belanda.
Paku Buwono II menolak tuntutan tersebut dan melarikan diri ke Ponorogo bersama keluarganya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR