Jenis bunga seperti ini mengandung benang sari dan putik dalam bunga yang sama. Karenanya, bunga biseksual disebut juga bunga hermafrodit atau androgini.
Lanjur ke bagian buah, diketahui mentaok memiliki buah yang berbentuk lonjong dengan kulit buah yang keras dan memiliki belahan pada bagian tengah. Buah berwarna kecoklatan, akan pecah ketika tua dan biji akan tersebar.
Kayu mentaok mempunyai tekstur yang halus, kuat dan keras yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, pensil, instrumen musik, wayang, sarung keris atau wrongko, patung, perkakas rumah tangga, dan karya seni ukir.
Terlepas dari profilnya, pohon mentaok juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi bagi masyarakat Yogyakarta
Pohon ini menjadi saksi bisu dari perjuangan Ki Ageng Pemanahan dan putranya dalam membuka hutan Mentaok dan mendirikan Kerajaan Mataram Islam.
Banyaj yang menganggap pohon ini sebagai simbol dari kekuatan dan ketahanan yang dimiliki oleh Wangsa Mataram.
Demikian artikel tentang pohon mentaok, pohon berbungan biseksual yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Mataram Islam. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Inilah Keterkaitan antara Kerajaan Demak dan Kerajaan Mataram Islam
KOMENTAR