Intisari-Online.com -Sultan Agung adalah raja terkenal dari Kerajaan Mataram Islam yang berkuasa antara tahun 1613 hingga 1645.
Ia berhasil membawa kerajaan ini menuju puncak kejayaan dengan meluaskan wilayah kekuasaan, mengembangkan budaya dan agama Islam, serta menentang penjajahan Belanda.
Sultan Agung meninggalkan banyak peninggalan sejarah yang menjadi buktimasa kejayaanMataram Islam.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang peninggalan-peninggalan tersebut, mulai dari sejarah pembangunan, arsitektur, hingga nilai sejarah, budaya, dan religi yang terkandung di dalamnya.
Masa kejayaan Mataram Islam
Masa kejayaan Mataram Islam dimulai pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang berkuasa dari tahun 1613 hingga 16461.
Sultan Agung adalah raja terhebat dari Mataram Islam yang berhasil meluaskan wilayah kekuasaannya hingga mencakup hampir seluruh Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan Sukadana di Kalimantan Barat.
Ia juga menantang penjajahan Belanda dengan menyerang Batavia sebanyak tiga kali, meskipun tidak berhasil merebutnya.
Sultan Agung tidak hanya seorang pejuang dan penakluk, tetapi juga seorang negarawan dan budayawan yang mengembangkan berbagai aspek kehidupan rakyatnya.
Ia mengatur sistem pemerintahan dan hukum berdasarkan ajaran Islam dengan bantuan para ulama dan wali.
Baca Juga: Alasan Perlawanan Sultan Agung dari Mataram Islam Terhadap VOC Belum Berhasil
Ia juga mengurangi beban pajak rakyat, membagikan tanah kepada petani, dan membentuk lembaga pengelola keuangan kerajaan.
Di bidang kebudayaan, ia menciptakan karya-karya sastra seperti Serat Sastra Gending, Serat Surya Alam, dan Serat Pararaton. Ia juga mengembangkan seni tari, wayang, gamelan, dan kalender Jawa.
Peninggalan Sultan Agung
Sultan Agung meninggalkan banyak peninggalan sejarah yang menjadi bukti kebesaran dan kecemerlangan Mataram Islam. Beberapa peninggalan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Masjid Kotagede
Masjid Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta yang terletak di kawasan Pasar Kotagede, Bantul.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung sekitar tahun 1640-an.
Masjid ini memiliki arsitektur yang unik dengan pengaruh Hindu-Buddha, seperti gapura yang menyerupai pura dan atap yang berbentuk limasan.
Masjid ini juga menjadi tempat pemakaman beberapa raja Mataram Islam, seperti Ki Ageng Pamanahan, Panembahan Senopati, Panembahan Seda Krapyak, dan Sultan Hamengkubuwana II.
2) Situs Pleret
Situs Pleret adalah bekas istana Sultan Agung yang terletak di Desa Pleret, Bantul.
Baca Juga: Daftar Lengkap Raja-raja Mataram Islam Termasuk dengan Tahunnya
Situs ini merupakan saksi bisu dari peristiwa Pemberontakan Trunojoyo pada tahun 1677 yang menghancurkan istana tersebut.
Di situs ini, masih terdapat beberapa peninggalan berupa tembok benteng, kolam renang, sumur tua, dan makam-makam kerabat kerajaan.
Situs Pleret juga menjadi tempat penyimpanan pusaka-pusaka kerajaan, seperti tombak Kyai Pleret dan keris Kyai Ageng Pleret.
3) Serat Surya Alam
Serat Surya Alam adalah buku yang berisi kumpulan perundang-undangan yang disusun oleh Sultan Agung pada tahun 1633.
Serat ini merupakan salah satu sumber sejarah tertulis yang penting untuk mempelajari sistem pemerintahan dan hukum Mataram Islam.
Serat ini juga membuktikan kebesaran Sultan Agung sebagai seorang negarawan yang bijaksana dan visioner.
Serat Surya Alam saat ini disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia³.
Kesimpulan
Sultan Agung adalah raja terhebat dari Kerajaan Mataram Islam yang meninggalkan banyak peninggalan sejarah yang menunjukkan masa kejayaannya.
Beberapa peninggalan tersebut adalah Masjid Kotagede, Situs Pleret, dan Serat Surya Alam.
Peninggalan-peninggalan ini memiliki nilai sejarah, budaya, dan religi yang tinggi bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga: Tak Terjebak Nafsu Duniawi, Pangeran Benowo Relakan Pajang Dikuasai Mataram Islam, Demi Agama?