Hidup Bak Don Juan, Raja Mataram Islam Ini Tega Rebut Istri Orang Meski Sedang Hamil, Suaminya Berakhir Tragis

Ade S

Editor

Amangkurat I, Raja Mataram Islam yang dikenal zalim termasuk kisahnya dengan Ratu Malang
Amangkurat I, Raja Mataram Islam yang dikenal zalim termasuk kisahnya dengan Ratu Malang

Intisari-Online.com -Amangkurat I adalah Sultan Mataram Islam keempat yang terkenal dengan sederet kontroversi selama dirinya berkuasa.

Selain terkenal karena kekejiannya menghadapi para pemberontak atau pembangkang, dia juga terkenal dengan polahnya yang gemar memiliki wanita.

Dia dikenal tidak segan-segan untuk mengambil istri orang lain jika sudah kadung mencintainya.

Salah satu wanita yang berakhir tragis usai dicintai oleh Amangkurat I adalah Ratu Malang.

Seperti apa kisahnya? Simak uraiannya berikut ini.

Raja zalim

Amangkurat I adalah raja Kesultanan Mataram keempat yang memerintah antara 1646-16771. Ia lahir pada 1618 atau 1619 dengan nama Raden Mas Sayyidin.

Menurut silsilahnya, ia adalah cicit dari Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam.

Selama berkuasa, ia dikenal sebagai raja yang zalim.

Perilakunya tersebut disebabkan oleh banyaknya percobaan penggulingan kekuasaan dan pemberontakan yang mewarnai pemerintahannya.

Baca Juga: Kisah Pemberontakan Sabilillah, Perlawanan Rakyat Mataram Islam terhadap Penjajahan Jepang

Amangkurat I sangat sakit hati dengan pemberontakan Mas Alit dan adiknya yang didukung oleh banyak orang termasuk para ulama.

Kemudian tanpa ampun, Amangkurat I menetapkan hukuman mati kepada setidaknya 5.000 ulama di Mataram ketika itu.

Don Juan dari Jawa

Selain terkenal karena kebengisannya,Amangkurat I juga terkenal dengan sikapnya yang mirip seperti Don Juan.

Don Juan sendiri merupakanseorang bangsawan Spanyol yang hidup pada abad ke-16.

Ia dikenal sebagai seorang pria yang tampan dan berbakat dalam hal seni dan olahraga.

Don Juan juga dikenal sebagai seorang pria yang suka bermain-main dengan perempuan dan akhirnya mendapat hukuman dari Tuhan.

Seperti Don Juan di Spanyol,Amangkurat I pun sangat suka 'bermain-main' dengan wanit.

Sebenarnya Amangkurat I sendiri sudah memiliki dua permaisuri yang bergelar Ratu Kulon dan Ratu Wetan.

Namun, itu belum dirasa cukup untuk dirinya hingga kemudian memilih untuk menempatkan ribuan wanita lain di tempatnya tinggal.

Mirip Kota Terlarang yang menjadi sarang para harem bagi Kaisar-kaisar China terdahulu.

Baca Juga: Geger Pecinan Bikin Mataram Islam Pindah Istana Untuk Kali Kelima

Pilihannya dinikahi atau mati?

Terdengar sadis? Tapi, ya, begitulah adanya nasib seorang wanita yang sudah ditaksir oleh sang raja Mataram Islam tersebut.

Terdapat dua wanita yang nasibnya berakhir tragis usai sang raja menaruh hati pada mereka.

Pertama, dan paling terkenal, adalah sosok Rara Oyi atau ada pula yang menyebutnya Roro Hoyi.

Dia berarkhir tragis usai ditaksir oleh Amangkurat I namun pada akhirnya malah mencintai Mas Rahmat (yang tidak lain merupakan anak dari Amangkurat I).

Cerita lengkapnya dapat Anda simak dalam tautan di sini.

Merebut istri orang

Wanita kedua yang hidupnya berakhir tragis usai ditaksir Amangkurat I adalah

MelaluiBabad Tanah Jawi, dikisahkan bahwa Amangkurat I yang masih getol mencari wanita menemunkan Nyi Tuntrum.

Dia adalah istri dari seorang dalang Wayang Golek yang bahkan diketahui sedang hamil dua bulan.

Terdapat dua versi tentang kisah lanjutan usai Nyu Truntum yang kemudian diberi gelar Ratu Malang tersebut.

Baca Juga: Kisah Panembahan Senopati, Pendiri Mataram Islam yang Berasal Dari Wangsa Majapahit

Versi pertama menyebutkan bahwa Amangkurat I sangat mencintai Ratu Malang hingga akhirnya menjadikannya istri.

Usai Ratu Malang melahirkan, sang raja semakin mencintainya. Sebuah sikap yang justru diterjemahkan sang raja dengan membunuh suami Nyi Truntum sebelumnya.

Sakit-sakitan usai mengetahui mantan suaminya tewas, Ratu Malang pun akhirnya meninggal dunia.

Amangkurat I pun menuduh istri dan selir-selirnya lain telah mencintai Ratu Malang.

Versi kedua dari kisahtersebut memiliki alur yangsedikit berbeda.

Di mana dalam versi tersebut sang suami dibunuh terlebih dahulu baru kemudian Ratu Malang dibawa ke istana.

Namun, dalam versi ini, Ratu Malang tidak dijadikan istri oleh Amangkurat I, melainkan hanya dijadikan selir.

Sayangnya, akhir hidup Ratu Malang tetap saja tragis dalam versi ini, yaitu dia meninggal karena larut dalam kesedihan usai suaminya dibunuh Amangkurat I.

Akhir kisah dalam versi kedua pun berbeda dengan versi pertama.

Jika pada versi pertamasang raja Mataram Islam tersebut hanya diceritakan curiga pada istri dan para selirnya atas kematian Ratu Malang.

Dalam versi kedua, Amangkurat I disebutkan mengkumum mati 43 orang selir dan dayang dengan cara mengusir mereka tanpa pernah diberi makan sesuap pun.

Baca Juga: Amangkurat V, Raja Mataram Islam Yang Diangkat Para Pemberontak Dan Laskar Tionghoa

Artikel Terkait