Pemakaman Banyusumurup saksi bisu sejarah kelam Mataram Islam yang kaya intrik dan konflik.
Intisari-Online.com - Bisa dibilang, kompleks pemakaman Banyusumurup adalah noda hitam dalam sejarah Mataram Islam.
Di tempat itulah disemayamkan sosok-sosok yang dianggap musuh, pengkhianat, atau pecundang oleh Mataram.
Pemakaman Banyusumurup adalah sebuah pemakaman yang terletak di Dusun Banyusumurup, Girirejo, Imogiri, Bantul.
Lokasinya berdekatan dengan Pemakaman Imogiri, tempat dimakamkannya raja-raja Mataram Islam.
Namun, berbeda dengan Pemakaman Imogiri yang megah dan terawat, Pemakaman Banyusumurup tampak sederhana dan sepi.
Hal ini karena pemakaman ini merupakan tempat bagi mereka yang dianggap sebagai musuh atau pengkhianat oleh penguasa Mataram pada masa lalu.
Pemakaman Banyusumurup mula-mula dipakai untuk mengebumikan Pangeran Pekik asal Surabaya, beserta para anak dan bawahannya setelah dihukum mati oleh Amangkurat I pada 21 Februari 1659.
Pangeran Pekik adalah ipar Sultan Agung.
Dia dituduh terlibat dalam konspirasi pembunuhan Amangkurat I bersama Trunojoyo dan Raden Kajoran.
Namun, tuduhan ini diduga sebagai fitnah untuk menghilangkan lawan politik Amangkurat I yang tidak menyukai kebijakan-kebijakannya.
Di antara 52 nisan yang ada di Banyusumurup, terdapat 32 yang berkaitan dengan Pangeran Pekik, yakni:
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR