Akibat Pengkhianatan
Sultan Haji mengira bahwa dengan bekerja sama dengan Belanda, dia akan mendapat keuntungan dan kekuasaan. Namun, dia salah besar.
Belanda tidak menghormati kesepakatan yang dibuat dengan Sultan Haji. Mereka malah memaksakan monopoli dagang dan menuntut upeti yang besar dari kerajaan.
Sultan Haji tidak mampu menentang Belanda, karena dia telah kehilangan dukungan dari rakyat dan bangsawan.
Banyak yang menyesali pengkhianatannya terhadap ayahnya, dan merindukan masa kejayaan Kesultanan Banten.
Sultan Haji juga harus menghadapi pemberontakan dari saudaranya, Pangeran Arya Purbaya, yang tidak mau tunduk kepada Belanda.
Pada tahun 1687 M, Sultan Haji meninggal dunia secara misterius.
Ada yang mengatakan bahwa dia diracun oleh Belanda, ada juga yang mengatakan bahwa dia dibunuh oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan pengkhianatannya.
Jenazahnya dimakamkan di Masjid Agung Banten.
Kesimpulan
Sultan Haji adalah raja Kesultanan Banten yang berkhianat kepada ayahnya sendiri, Sultan Ageng Tirtayasa, demi merebut kekuasaan dengan bantuan Belanda.
Namun, pengkhianatannya itu justru menjadi kunci kehancuran Kesultanan Banten, karena Belanda semakin menguasai wilayah dan ekonomi kerajaan.
Sultan Haji meninggal dunia tanpa meninggalkan warisan yang baik bagi rakyat dan bangsanya.
KOMENTAR