Mereka bertugas untuk menyediakan makanan, minuman, obat-obatan, dan perawatan bagi para pejuang yang berjuang di medan perang.
Ibu Tien Soeharto bergabung dengan LPI sejak tahun 1945.
Ia bersama puluhan putri Solo lainnya bergerak di dapur umum dan palang merah yang berlokasi di dekat lapangan terbang Adi Sumarmo.
Mereka bekerja siang malam untuk memasak nasi bungkus, membuat teh hangat, menjahit pakaian, mengobati luka, dan mengurus jenazah para pejuang yang gugur.
Selain itu, Ibu Tien Soeharto juga ikut terlibat dalam aksi penyelundupan senjata dan amunisi dari tentara Jepang ke tangan para pejuang Indonesia.
Ia bersama teman-temannya menggunakan kereta api untuk mengangkut barang-barang tersebut dari Solo ke Yogyakarta.
Mereka menyembunyikan senjata dan amunisi di bawah keranjang-keranjang sayur dan buah yang mereka bawa.
Peran dan kontribusi Ibu Tien Soeharto dalam membantu laskar gerilyawan melawan penjajah menunjukkan bahwa ia adalah seorang perempuan pejuang yang patriotik, berani, dan berdedikasi tinggi.
Ia tidak hanya menjadi pendamping suami yang setia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia.
Atas jasa-jasanya tersebut, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1996.
Selain berperan dalam perjuangan kemerdekaan, Ibu Tien Soeharto juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Baca Juga: Ungkap Keberadaan Tommy Soeharto, Ajudan Ini Beberkan Bagaimana Ibu Tien Meninggal
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR