Intisari-online.com - China adalah salah satu peradaban tertua di dunia yang memiliki sejarah panjang dan kaya.
Selama ribuan tahun, China dipimpin oleh berbagai dinasti yang masing-masing memiliki kaisar sebagai pemimpin tertinggi.
Beberapa kaisar China berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penguasa yang hebat, bijaksana, dan berjasa.
Namun, ada juga kaisar China yang terkenal karena keanehan, kekejaman, atau kegagalannya.
Berikut ini adalah beberapa kisah kaisar China yang sensasional dalam sejarah.
1. Qin Shi Huang, Kaisar Pertama China yang Mencari Ramuan Hidup Abadi
Qin Shi Huang (259-210 SM) adalah kaisar pertama China dan pendiri dinasti Qin.
Dia berhasil menyatukan China yang sebelumnya terpecah menjadi tujuh negara berperang pada tahun 221 SM.
Dia juga memulai pembangunan Tembok Besar China, sistem jalan raya, dan kanal untuk menghubungkan berbagai wilayah di bawah kekuasaannya1.
Qin Shi Huang dikenal sebagai penguasa yang otoriter dan ambisius.
Dia menghapuskan sistem feodal dan menggantinya dengan sistem birokrasi sentral.
Dia juga menetapkan standar bahasa, tulisan, mata uang, ukuran, dan hukum di seluruh China.
Dia bahkan membakar buku-buku sejarah dan filsafat yang tidak sesuai dengan pahamnya dan mengubur hidup-hidup para sarjana yang menentangnya1.
Salah satu obsesi Qin Shi Huang adalah mencari ramuan hidup abadi. Dia percaya bahwa ada tanaman atau obat ajaib yang bisa membuatnya tidak mati.
Dia mengirim banyak utusan untuk mencari ramuan tersebut di berbagai tempat, termasuk pulau-pulau mistis di lautan timur.
Dia juga meminum berbagai macam ramuan yang diklaim bisa memperpanjang umurnya, tetapi malah meracuni tubuhnya.
Qin Shi Huang meninggal pada tahun 210 SM saat melakukan kunjungan inspeksi di daerah timur.
Jenazahnya dibawa pulang dengan rahasia dan dikuburkan di makam raksasa yang dikenal sebagai Mausoleum Qin Shi Huang.
Makam ini terkenal karena memiliki lebih dari 8.000 patung tentara tanah liat yang disebut sebagai Tentara Terakota.
2. Wu Zetian, Satu-satunya Kaisar Wanita dalam Sejarah China
Wu Zetian (624-705) adalah satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah China yang memerintah secara resmi dengan gelar kaisar.
Dia naik tahta pada tahun 690 SM setelah menggulingkan putranya sendiri dan mendirikan dinasti Zhou kedua.
Baca Juga: Kegilaan Kaisar Jiajing, Lakukan Ritual dengan Darah Mentruasi Namun Berakhir Tragis
Wu Zetian berasal dari keluarga bangsawan yang berpendidikan tinggi. Dia menjadi selir dari Kaisar Taizong dari dinasti Tang pada usia 14 tahun.
Setelah kematian Taizong, dia menjadi selir dari putranya, Kaisar Gaozong, dan kemudian menjadi permaisuri.
Wu Zetian dikenal sebagai penguasa yang cerdas, berbakat, dan berani. Dia menguasai urusan politik dan militer bersama suaminya dan kemudian sendirian setelah suaminya meninggal.
Dia melakukan banyak reformasi untuk meningkatkan perekonomian, pendidikan, pertanian, dan kebudayaan.
Dia juga memperluas wilayah kekaisaran dengan menaklukkan Korea, Vietnam, dan Asia Tengah.
3. Kaisar Yongle, Kaisar Cakap dalam Sejarah China
Yongle, Kaisar Dinasti Ming yang Memindahkan Ibukota ke Beijing
Yongle (1360-1424) adalah kaisar ketiga dinasti Ming dan putra dari Hongwu.
Dia naik tahta setelah melakukan kudeta melawan saudara tirinya, Kaisar Jianwen, pada tahun 1402.
Dia memindahkan ibukota kekaisaran dari Nanjing ke Beijing pada tahun 1403.
Yongle dikenal sebagai penguasa yang visioner dan berani. Dia memerintahkan pembangunan Kota Terlarang (Forbidden City) sebagai istana kekaisaran baru di Beijing.
Dia juga memperluas Tembok Besar China untuk melindungi perbatasan utara dari serangan Mongol.
Baca Juga: 20.000 Wanita Melayani Kaisar Dan 100.000 Pria Dikebiri, Ini Sistem Harem Kekaisaran Tiongkok Kuno
Yongle juga dikenal sebagai penguasa yang terbuka dan toleran. Dia mendukung perdagangan maritim dan ekspedisi luar negeri.
Dia menugaskan Laksamana Zheng He untuk memimpin tujuh ekspedisi besar ke Asia Tenggara, India, Timur Tengah, dan Afrika.
Dia juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga seperti Korea, Jepang, Tibet, dan Vietnam.
4. Xuantong, Kaisar Terakhir China yang Menjadi Boneka Jepang
Xuantong (1906-1967), lebih dikenal dengan nama pribadinya Henry Puyi, adalah kaisar terakhir China.
Dia naik takhta pada usia 3 tahun setelah kematian pamannya Guangxu pada tahun 1908. Dinasti Qing yang dipimpin oleh Manchu telah lama mengalami penurunan pada saat itu.
Pada tahun 1911, sebuah revolusi demokrasi pecah, dan Puyi turun tahta hanya beberapa bulan kemudian sebagai bagian dari negosiasi perdamaian.
Setelah lebih dari 2.000 tahun sebagai monarki, China menjadi sebuah republik. Meskipun tidak berdaya, Puyi diizinkan untuk mempertahankan gelarnya sebagai Kaisar Xuantong.
Pemerintah republik yang baru juga mengizinkannya tinggal di Kota Terlarang (Forbidden City) dengan tunjangan tahunan.
Kehidupan Puyi cukup nyaman dan damai sampai ia terpaksa pindah ke kota Tianjin pada tahun 1924. Selama waktu itu, Tianjin dibagi menjadi berbagai konsesi asing yang berbeda.
Puyi tetap tinggal di bagian kota yang dikuasai Jepang sampai tahun 1931. Pada tahun 1932, Jepang menguasai Manchuria, tanah air leluhur Puyi dari etnis Manchu.
Oleh Jepang, Puyi diangkat menjadi kaisar Manchukuo. Meski demikian, ia hanyalah seorang
kaisar boneka yang diperalat Jepang. Tentu saja tindakan Jepang dan Puyi membuat murka rakyat China saat itu.
Setelah Perang Dunia II usai, Soviet menahan Puyi di Uni Soviet selama lima tahun. Pada tahun 1950, Soviet akhirnya mengembalikan Puyi ke China.
Di sana, ia menghabiskan waktu di penjara selama hampir satu dekade. Setelah dibebaskan, Puyi bekerja sebagai tukang kebun di Kebun Raya Beijing.
Dia menghabiskan beberapa tahun terakhir hidupnya dalam kesunyian, merilis otobiografi dan meninggal karena kanker pada tahun 1967.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR