Intisari-online.com - Salah satu kaisar terkenal di Tiongkok Kuno adalah kaisar Jianjing dari Dinasti Ming.
Kaisar ini tercatat memiliki banyak prestasi dalam hal kemajuan dan pemerintahannya.
Namun, juga memiliki kisah kelam tentang ritual seks yang dipercaya bisa memberinya keabadian.
Menurut Daily Mail, Kaisar Jiajing adalah penguasa ke-12 dari Dinasti Ming.
Merupakan sepupu dari Kaisar Zhengde dari Kerajaan China.
Ia merupakan kasiar dari Dinasti Qing, yang berkuasa di Tiongkok dari tahun 1521 hingga 1567.
Dia adalah putra dari Kaisar Wuzong dan Permaisuri Xiaoyi.
Dia naik tahta pada usia 14 tahun setelah kematian ayahnya yang diracuni oleh salah satu selirnya.
Kaisar Jianjing dikenal sebagai penguasa yang bijaksana, adil dan berani.
Dia berhasil menumpas pemberontakan di dalam negeri, mengalahkan musuh-musuh di perbatasan, dan memperluas wilayah kekuasaannya.
Dia juga mempromosikan kebudayaan, pendidikan, dan agama. Dia mendukung penyebaran Buddha Tibet dan Islam di antara rakyatnya.
Dia juga mengirim utusan ke Jepang, Korea, dan negara-negara Asia Tenggara untuk menjalin hubungan diplomatik.
Salah satu prestasi terbesar Kaisar Jianjing adalah pembangunan Tembok Besar yang baru untuk melindungi Tiongkok dari serangan bangsa Mongol dan bangsa lainnya.
Dia juga memerintahkan pembangunan Istana Musim Panas yang megah di Beijing sebagai tempat peristirahatan dan rekreasi.
Dia juga membangun banyak kuil, taman, dan monumen untuk menghormati leluhur dan dewa-dewa.
Namun, ia juga terkenal sebagai kaisar yang mencari keabadian, bahkan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya.
Konon, Kaisar Jiajing terobsesi menggunakan darah menstruasi perawan yang dipercaya bisa membuatnya awet muda.
Tugas berat ini dilakukan tanpa henti bahkan ketika pelayan istana jatuh sakit.
Jika ada pelayan tidak bisa melakukannya, maka mau tidak mau dia akan dieksekusi atas perintah Kaisar.
Sekelompok pelayan istana yang sudah muak dengan kekejaman kaisar memutuskan untuk bersatu untuk membunuhnya dalam sebuah acara yang dikenal sebagai plot Istana tahun Renyin.
Para selir dan pelayan istananya berencana untuk membunuhnya pada Oktober 1542 dengan mencekiknya saat dia tidur.
Mereka mencoba mencekik kaisar dengan pita dari rambutnya, sementara yang lain menahan tangan dan kaki kaisar.
Kaisar Jianjing meninggal pada tahun 1567 pada usia 60 tahun.
Dia digantikan oleh putranya yang tertua, Kaisar Muzong.
Dia diberi gelar anumerta Kaisar Fatian Longyun Zhicheng Xianjue Tiyuan Liji Fuwen Fenwu Qinming Xiaoci Shensheng Chun.