Intisari-online.com - Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan wali yang terkenal sebagai penyebar Islam di tanah Jawa.
Ia juga merupakan raja pertama dari Kesultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati.
Sunan Gunung Jati memiliki latar belakang keluarga yang sangat menarik.
Ia adalah cucu dari Prabu Siliwangi, raja Hindu terakhir dari Kerajaan Pajajaran, dan juga keturunan dari penguasa Mesir, Syarif Abdullah.
Sunan Gunung Jati lahir dari pernikahan Syarif Abdullah dengan Nyi Mas Lara Santang atau Syarifah Mudaim, putri bungsu Prabu Siliwangi.
Nyi Mas Lara Santang adalah seorang wanita yang sangat mencintai ilmu agama Islam.
Ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji atas perintah gurunya, Syekh Dzatul Kahfi.
Di sana, ia bertemu dan menikah dengan Syarif Abdullah, raja Arab yang juga merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Dari pernikahan itu, Nyi Mas Lara Santang melahirkan dua orang putra, yaitu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah.
Sunan Gunung Jati sejak kecil sudah menunjukkan kecerdasan dan ketertarikan pada ilmu agama.
Ia belajar banyak dari ayahnya dan gurunya di Timur Tengah.
Baca Juga: Ajaibnya Cerita Sunan Bonang Punya Empat Makam, Mana Makam Yang Asli?
Ketika dewasa, ia ditawari untuk meneruskan tahta kerajaan oleh ayahnya, namun ia menolak.
Ia lebih memilih untuk kembali ke tanah Jawa bersama ibunya untuk menyebarkan Islam.
Di tanah Jawa, Sunan Gunung Jati bertemu dengan pamannya, Mbah Kuwu Sangkan atau Raden Mas Walangsungsang, yang merupakan kakak dari ibunya dan juga seorang penyebar Islam di Cirebon.
Sunan Gunung Jati kemudian meneruskan perjuangan pamannya dalam mengislamkan masyarakat Cirebon dan sekitarnya.
Ia juga mendirikan Keraton Pakungwati sebagai pusat pemerintahan dan dakwahnya.
Sunan Gunung Jati tidak hanya berdakwah di Cirebon, tetapi juga di berbagai daerah lain di Pulau Jawa dan Nusantara.
Ia bahkan pernah berkunjung ke China atas undangan kaisar dari Dinasti Ming yang berkuasa saat itu.
Di sana, ia bertemu dengan putri kaisar yang bernama Ong Tien Nio.Keduanya jatuh cinta dan akhirnya menikah.
Ong Tien Nio kemudian mengikuti suaminya ke Cirebon dan membantu Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan Islam.
Selain Ong Tien Nio, Sunan Gunung Jati juga memiliki istri lain yang bernama Rara Tepasan atau Nyai Ratu Kalinyamat. Ia adalah putri dari Prabu Siliwangi yang lain.
Rara Tepasan juga merupakan seorang wanita yang sangat beriman dan berilmu.
Baca Juga: Misteri Persaingan Sunan Kudus vs Sunan Kalijaga, Siapa yang Menang?
Ia pernah menjadi ratu dari Kerajaan Kalinyamat di Jepara setelah suaminya yang pertama, Sultan Hadlirin, meninggal dunia.
Sunan Gunung Jati menikahi Rara Tepasan setelah ia membantu Kerajaan Kalinyamat dalam menghadapi serangan Portugis di pantai utara Jawa.
Dari pernikahan ini, Sunan Gunung Jati memiliki seorang putra yang bernama Pangeran Sabrang Lor atau Sultan Sepuh I, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kesultanan Cirebon.
Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568 Masehi dalam usia 120 tahun.