Misalnya, kata "bendera" yang berasal dari kata "bayrak" dalam bahasa Turki Utsmaniyah yang berarti panji-panji atau lambang negara.
Atau kata "kantor" yang berasal dari kata "kantor" yang berasal dari kata "kârhane" dalam bahasa Turki Utsmaniyah yang berarti tempat kerja.
Pertukaran budaya dan sosial antara Kesultanan Ottoman dan Indonesia juga terlihat dari adanya beberapa tokoh yang berperan sebagai perantara atau penghubung antara kedua belah pihak.
Misalnya, Sheikh Yusuf al-Maqassari, seorang ulama dan pejuang asal Makassar yang pernah tinggal di Istanbul dan menjadi penasihat Sultan Mehmed IV. Sheikh Yusuf juga dikenal sebagai salah satu penyebar Islam di Afrika Selatan.
Atau Hamzah Fansuri, seorang penyair dan sufi asal Aceh yang banyak mengambil inspirasi dari karya-karya sastra dan tasawuf Ottoman.
Hamzah Fansuri juga dikenal sebagai salah satu pendiri aliran Wujudiyyah di Nusantara.
Baca Juga: 5 Sisi Gelap Kekaisaran Ottoman yang Riuh dengan 2.000 Harem Sultan
KOMENTAR