Terungkap, Ini Fakta Tersembunyi dari Hubungan Kesultanan Ottoman dan Indonesia

Ade S

Editor

Masjid Hagia Sophia. Salah satu simbol dari Kesultanan Ottoman.
Masjid Hagia Sophia. Salah satu simbol dari Kesultanan Ottoman.

Intisari-Online.com -Kesultanan Ottoman atau Utsmaniyah adalah salah satu kekaisaran terbesar dan terkuat dalam sejarah dunia.

Berdiri pada tahun 1299 di Anatolia, kekaisaran ini berhasil menguasai wilayah yang meliputi Asia Barat, Afrika Utara, Eropa Tenggara, dan Kaukasus.

Selama lebih dari 600 tahun, Kesultanan Ottoman menjadi pusat peradaban Islam dan berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan politik.

Namun, apa yang mungkin tidak banyak diketahui adalah hubungan antara Kesultanan Ottoman dan Indonesia.

Meskipun dipisahkan oleh jarak geografis yang terbilang jauh, pengaruh dan kehadiran Kesultanan Ottoman juga mencapai wilayah kepulauan Nusantara.

Dalam catatan sejarah, Kesultanan Ottoman dilaporkan membantu para pejuang Indonesia melawan penjajahan bangsa-bangsa Eropa, mulai dari Portugis sampai Belanda.

Selain itu, ada juga jejak-jejak budaya dan sosial yang menunjukkan adanya kontak dan pertukaran antara kedua belah pihak.

Artikel ini akan mengungkap beberapa fakta tersembunyi tentang hubungan Kesultanan Ottoman dan Indonesia yang mungkin belum banyak diketahui.

Kerjasama Militer dan Diplomatik

Salah satu fakta yang paling menarik tentang hubungan Kesultanan Ottoman dan Indonesia adalah kerjasama militer dan diplomatik yang terjalin antara keduanya.

Baca Juga: Raja Gila Wanita, Ibrahim Sultan Ottoman Punya Ratusan Selir dan Suka Menculik Putri Cantik

Salah satu contoh yang paling terkenal adalah bantuan yang diberikan oleh Kesultanan Ottoman kepada Kesultanan Aceh dalam melawan penjajahan Portugis pada abad ke-16.

Pada tahun 1564, Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahhar dari Aceh mengirim utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan dari Sultan Suleiman al-Qanuni dari Ottoman.

Sultan Suleiman kemudian mengirimkan seorang laksamana bernama Kurtoğlu Hızır Reis beserta armada kapal perangnya untuk membantu Aceh.

Kurtoğlu berhasil mengalahkan armada Portugis di Selat Malaka dan membantu Aceh mempertahankan kemerdekaannya.

Selain itu, ada juga beberapa kesultanan di Indonesia yang menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Ottoman.

Misalnya, Kesultanan Banten yang mengirimkan utusan ke Istanbul pada tahun 1565 untuk mengucapkan selamat atas kemenangan Ottoman atas Safawiyah di Persia.

Atau Kesultanan Mataram yang mengirimkan surat kepada Sultan Murad IV dari Ottoman pada tahun 1636 untuk meminta bantuan dalam menghadapi Belanda.

Bahkan, ada juga kesultanan di Indonesia yang mengakui kedaulatan Ottoman sebagai khalifah Islam, seperti Kesultanan Ternate dan Tidore di Maluku.

Pertukaran Budaya dan Sosial

Selain kerjasama militer dan diplomatik, hubungan Kesultanan Ottoman dan Indonesia juga meliputi pertukaran budaya dan sosial.

Salah satu bukti yang paling nyata adalah adanya pengaruh bahasa Turki Utsmaniyah dalam bahasa-bahasa di Indonesia.

Baca Juga: 5 Sisi Gelap Kekaisaran Ottoman dalam Riuh Ramainya 2.000 Harem Sultan

Misalnya, kata "bendera" yang berasal dari kata "bayrak" dalam bahasa Turki Utsmaniyah yang berarti panji-panji atau lambang negara.

Atau kata "kantor" yang berasal dari kata "kantor" yang berasal dari kata "kârhane" dalam bahasa Turki Utsmaniyah yang berarti tempat kerja.

Pertukaran budaya dan sosial antara Kesultanan Ottoman dan Indonesia juga terlihat dari adanya beberapa tokoh yang berperan sebagai perantara atau penghubung antara kedua belah pihak.

Misalnya, Sheikh Yusuf al-Maqassari, seorang ulama dan pejuang asal Makassar yang pernah tinggal di Istanbul dan menjadi penasihat Sultan Mehmed IV. Sheikh Yusuf juga dikenal sebagai salah satu penyebar Islam di Afrika Selatan.

Atau Hamzah Fansuri, seorang penyair dan sufi asal Aceh yang banyak mengambil inspirasi dari karya-karya sastra dan tasawuf Ottoman.

Hamzah Fansuri juga dikenal sebagai salah satu pendiri aliran Wujudiyyah di Nusantara.

Baca Juga: 5 Sisi Gelap Kekaisaran Ottoman yang Riuh dengan 2.000 Harem Sultan

Artikel Terkait