Intisari-Online.com - Harem kekaisaran era Ottoman merupakan kumpulan istri, pelayan, dan selir sultan, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.
Institusi harem diperkenalkan di masyarakat Turki dengan adopsi Islam, di bawah pengaruh Kekhalifahan Arab, yang ingin ditiru oleh Ottoman.
Harem seorang Sultan melayani dengan berbagai cara, bahkan yang tinggal di harem ada yang akhirnya memegang kekuasaan dan punya hak kemerdekaan sendiri.
Namun juga keliru jika menganggap harem sebagai tempat pemberdayaan perempuan.
Hal itu sama kelirunya dengan membayangkannya sebagai rumah bordil Sultan.
Sebenarnya ada dua tipe wanita yang berbeda di harem Sultan, yakni istri serta kerabat sultan dan budak.
Sejauh ini, kelompok terbesar terdiri dari budak.
Bagi para penguasa, memiliki harem atau selir/ gundik memiliki dua tujuan.
Pertama, mencegah wanita dari berperilaku "tidak sopan", yang akan mempengaruhi reputasi suaminya.
Kedua, yakni sebagai pembuktian bahwa dia sangat kaya sehingga mampu menjaga istrinya di rumah.
Islam menempatkan nilai tinggi pada kemurnian dan kesopanan, sehingga praktik menjaga istri dan kerabat agar tetap di rumah punya pembenaran agama untuk Ottoman.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR