Intisari-Online.com - Istilah harem berasal dari bahasa Arab haram yang berarti tempat terlarang.
Melansir Ancient Origins, kata harem pertama kali muncul di Timur Tengah, di mana harem terdiri dari sultan, ibu, saudara perempuan, istri, anak, dan selir.
Sistem harem, selir, atau pergundikan serupa yang berada di Asia Tenggara bernama zenana.
Zenana, yang artinya 'berkaitan dengan wanita' merupakan bagian dari rumah tangga khusus wanita dalam keluarga Hindu atau Muslim di Asia Selatan.
Terlepas dari itu, Hagia Sophia yang dibangun sebagai gereja lalu sempat 'disekulerkan' dengan menjadi museum, pada 2020 lalu kembali berubah menjadi masjid atas perintah Presiden Turki Tayyip Erdogan.
Awalnya, setelah dibangun sebagai gereja, pada 1453, era Kekaisaran Bizantium berakhir karena ditaklukkan oleh Sultan Mehmet/Mehmed II dari Kekaisaran Ottoman.
Setelah Sultan Mehmed II menaklukkan Konstantinopel, status Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid.
Namun di balik tuaian pujian pengubahan fungsi Hagia Sophia, inilah beberapa sisi kelam Kekaisaran Ottoman, termasuk keberadaan para haremnya:
1. Kandang
Kebijakan pembunuhan saudara tidak pernah populer di kalangan masyarakat atau klerus, dan kebijakan itu diam-diam ditinggalkan ketika Ahmed I tiba-tiba meninggal pada tahun 1617.
Sebaliknya, calon pewaris takhta terkurung di Istana Topkapi di Istanbul di apartemen khusus yang dikenal sebagai kafes ("kandang").
Baca Juga: Siapa Sangka Ada Pria Eropa yang Mendapatkan Gundik Lewat Perjodohan?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR