Intisari-Online.com - Film 'Dragon Blade' akan tayang pada Senin (13/2/2023) di Indosiar pukul 23.00 WIB.
Dibintangi oleh Jackie Chan, Adrien Brody, dan John Cusack, ini merupakan film populer di China.
Dirilis pada 2015 silam, film ini berkontribusi menghasilkan pendapatan box office di China melebihi pendapatan di AS untuk pertama kalinya.
Salah satu alasan mengapa film ini sangat popular adalah alur ceritanya yang merupakan kisah nyata.
Ya, latar cerita film ini mencampur sejarah China dan Romawi.
Dragon Blade rupanya adalah sejarah berlatar Dinasti Han di China.
Ini berdasarkan kisah nyata tentang legiun tentara Romawi yang hilang yang berakhir di sepanjang Jalur Sutra China pada 48 SM.
Adrien Brody dan John Cusack masing-masing berperan sebagai saingan jenderal Romawi berbahasa Inggris, Tiberius dan Lucius.
Lucius menculik adik laki-laki Tiberius (dan pewaris Kekaisaran) untuk menyelamatkannya dari kematian di tangan kakak laki-lakinya yang haus kekuasaan.
Sementara itu, Jackie Chan berperan sebagai komandan China yang bertugas menjaga perdamaian di kawasan Jalur Sutra yang tidak stabil.
Jika di dalam film banyak adegan pertumpahan darah, faktanya saat itu lebih banyak diplomasi.
Baca Juga: Keberanian Jessica Watson Keliling Dunia Sendirian Selama 210 Hari Menginspirasi Film True Spirit
Jalur Sutra diketahui adalah sebuah jalur perdagangan internasional kuno yang mempertemukan pedagang yang berasal dari barat dan timur untuk melakukan aktifitas perdagangan.
Sehingga bisa dilihat bahwa orang Romawi bepergian ke China untuk menjual dagangan mereka.
Mereka memang membawa penjaga untuk melindungi mereka dalam perjalanan, tapi penjaga itu bukanlah tentara.
Menurut artikel Variety oleh Maane Khatchatourian, pertempuran yang menjadi pusat film ini murni fiksi:
Berlatar tahun 206-220 M, film ini berfokus pada pertempuran antara Roma dan Dinasti Han China.
Aslinya tentang Hubungan Sino-Romawi, 'kontak militer' antara kedua kelompok mungkin tidak ada buktinya.
Ini karena setelah kalah dalam pertempuran Carrhae pada 54 SM, sekitar 10.000 tahanan Romawi dipindahkan oleh Parthia ke Margiana untuk menjaga perbatasan.
Kembali ke Jalur Sutra, rupanya jalur ini terbagi menjadi dua, yakni jalur utara dan selatan.
Jalur utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea. Lalu menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia.
Sementara jalur selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia. Lalu ke arah ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melewati Levant ke Mesir dan Afrika Utara.
Saat itu, sutra menjadi perdagangan terbesar dalam jalur tersebut. Tapi ada produk lain yang diperdagangkan.
Misalnya rempah-rempah, biji-bijian, sayuran dan buah, tekstil, kulit binatang, alat, pekerjaan kayu, hingga pekerjaan logam.
Seperti tekstil, rempah-rempah, biji-bijian, sayuran dan buah, kulit binatang, alat, pekerjaan kayu, pekerjaan logam, serta masih banyak lainnya.
Menurut buku The Silk Road in World History karya Xinru Liu pada 2010, pedagang dari Kekaisaran Romawi berusaha untuk menghindari wilayah Parthia.
Makanya mereka menggunakan jalur utara.
Bahkan salah satu rute yang sering digunakan oleh para pedagang yang menghubungkan China dengan India adalah melalui daerah Indonesia.
Daerah yang dimaksud adalah Selat Malaka menuju India. Dari situ, merek langsung ke Teluk Persia melalui Suriah ke Laut Tengah.
Melalui jalur ini, Indonesia terlibat dalam perdagangan rempah-rempah yang begitu diinginkan oleh banyak negara asing saat itu.
Jadi tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting pada Jalur Sutra.
Baca Juga: Lokasi Film Devil's Gate Ternyata Ada di Dunia Nyata, Ini Sejarahnya
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR