Contoh peristiwa sejarah yang bersifat sinkronis adalah penyerbuan Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya oleh Belanda di Tegalrejo pada 20 Juli 1825.
Apabila dilihat dari sifat sinkronisnya, Perang Diponegoro diketahui dimulai pada 20 Juli 1815.
Pertempuran berlangsung secara pelik ketika Pangeran Diponegoro membuat beberapa strategi guna menghalangi adanya bantuan dari luar untuk Belanda, menghimpun dukungan dari bupati, ulama, dan bangsawan, serta membagi wilayah pertahanan.
Pada akhirnya, Diponegoro berhasil bersembunyi di Desa Selarong dan menyusun strategi perang di sana.
Ciri-ciri sejarah bersifat sinkronis adalah:
Ilmu sejarah tersebut akan dipaparkan secara melebar dalam kurun waktu dan ruang.
Hal tersebut akan menghasilkan kajian ilmu sejarah yang menyangkup secara luas.
Hubungan antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial adalah saling terkait.
Kedua subjek atau bidang tersebut mempunyai hubungan timbal balik.
Hal ini disebabkan adanya ilmu sejarah merupakan masih menjadi bagian dari ilmu sosial.
Oleh sebab itu, kedua subjek tersebut merupakan suatu bidang yang tidak dapat terpisahkan.
Beberapa keterkaitan antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Temukan Perbedaan dan Persamaan dari Ketiga Historiografi Sejarah
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR