Intisari-Online.com -Mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?
Pertanyaan seputar'Mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?'ada dihalaman 166dalambukuSejarah kelas XIdalamKurikulum Merdeka.
Namun sebelum Anda tahuMengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?Ini terkait dengan 'Black Armada.'
Istilah Black Armada atau Armada Hitam merujuk pada kapal dagang dan militer milik Belanda yang diboikot oleh pelabuhan-pelabuhan di Australia.
Aksi boikot terjadi setelah Belanda kembali berusaha menduduki Indonesia, yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Dalam peristiwa ini, serikat pekerja di Australia memboikot ratusan kapal Belanda yang hendak membawa suplai logistik militer ke Indonesia.
Peristiwa Black Armada merupakan salah satu bukti dukungan Australia terhadap kemerdekaan Indonesia.
Latar belakang peristiwa Black Armada
Ketika proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Belanda menolak mengakui kemerdekaan Indonesia.
Belanda bahkan berusaha menegaskan kembali kekuasaannya atas Indonesia.
Sikap Belanda itulah yang melatarbelakangi peristiwa Black Armada, yang terjadi sejak September 1945.
Baca Juga: Mengapa Kisah Bung Hatta Dapat Menjelaskan Bahwa Beliau sebagai Pelaku dan Saksi Sejarah?
Aksi mulai dilakukan pada 23 September 1945 oleh awak kapal berkebangsaan Indonesia di empat kapal Belanda yang berlabuh di Sydney, Australia.
Mereka memilih mogok kerja karena suplai logistik yang dimuat oleh kapal Belanda digunakan untuk menggugat kemerdekaan Indonesia.
Aksi ini kemudian didukung oleh pemerintah Australia, yang menyatakan pihaknya tidak akan memfasilitasi upaya penindasan terhadap pemerintah Indonesia.
Di mana peristiwa Black Armada terjadi?
Selain Sydney, peristiwa Black Armada terjadi di pelabuhan-pelabuhan di Australia lainnya, seperti di Brisbane dan Melbourne.
Pada 25 September 1945, sekitar 1.400 pekerja pelabuhan di Brisbane menggelar pertemuan untuk menetapkan boikot terhadap kapal-kapal Belanda.
Dalam waktu singkat, aksi pemboikotan tidak hanya dilakukan oleh para pekerja pelabuhan dan menyebar ke berbagai wilayah di Australia.
Kapal-kapal Belanda di berbagai pelabuhan Australia yang hendak bertolak ke Indonesia dilumpuhkan dengan serangkaian aksi boikot.
Departemen Perdagangan dan Buruh Australia bahkan mengedarkan selebaran pada Oktober 1945.
Selebaran tersebut berisi tentang seruan agar kapal-kapal Belanda yang singgah di pelabuhan Australia dan hendak menuju Indonesia untuk tidak "disentuh".
Artinya, kapal-kapal Belanda tidak akan menerima perbaikan, tidak diberi batu bara, perbekalan, amunisi, dan para perwiranya tidak diberi transportasi.
Baca Juga: Analisislah Bagaimana Pandangan Hidup Bung Hatta Memengaruhi Tindakannya?
Kapal-kapal Belanda kemudian dijuluki "Black Armada" atau Armada Hitam.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Belanda bersikeras bahwa setiap peralatan dan personel militer yang diangkut oleh kapal Belanda ditujukan untuk memerangi pihak pro-Jepang di Indonesia.
Huibert Quispel dari Departemen Penerangan Pemerintah Hindia Belanda bahkan mengklaim bahwa kapal-kapal yang diboikot hanya membawa makanan, pakaian, dan obat-obatan bagi rakyat Indonesia.
Sehingga, aksi boikot oleh Australia justru menguntungkan pihak Jepang.
Namun, pernyataan dari pihak Belanda ini tidak mampu menghentikan aksi boikot.
Jadi mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?
Hal itu terjadi sebab muatan kapal tersebut dicurigai membawa amunisi, logistik dan perlengkapan lain dalam persiapan agresi Belanda di Indonesia.
Baca Juga: Mengapa Berita Proklamasi Tidak Diterima secara Bersamaan di Seluruh Wilayah Indonesia?
(*)