Intisari-Online.com- Bisakah Andajelaskanketerkaitan antara sejarah dan ilmu sosial dalam artikel di atas?
Pertanyaan dari'jelaskanketerkaitan antara sejarah dan ilmu sosialdalam artikel di atas'ada dihalaman 69dalambukuSejarah kelas XdalamKurikulum Merdeka.
Namun sebelum Anda dapatjelaskanketerkaitan antara sejarah dan ilmu sosial dalam artikel di atas,yang perlu Anda pahami bahwa ikatan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial tidak dapat diputus.
Pada dasarnya, sejarah merupakan sebuah ilmu yang diakronik.
Maksud dari hal tersebut adalah ilmu tersebut dipaparkan memanjang dalam kurun waktu serta menyempit dalam kurun ruang.
Di sisi lain, ilmu sosial merupakan sebuah ilmu yang sinkronik.
Maksud dari hal tersebut adalah ilmu tersebut dipaparkan menyempit dalam kurun waktu serta melebar dalam kurun ruang.
Oleh sebab kedua sifat yang berbeda tersebut, maka saat ilmu sejarah disinggung dengan ilmu sosial akan menghasilkan ilmu sejarah yang diakronis dan sinkronis.
1. Diakronis
Secara etimologi, diakronik atau diakronis berasal dari bahasa Latin, dia, yang berarti melintas, melampaui, dan chronicus, yang berarti waktu.
Baca Juga: Jelaskan keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial dalam artikel di atas?
Maksud diakronis adalah memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang atau dengan kata lain disebut dengan berpikir secara kronologis atau berurutan.
Kronologis adalah catatan kejadian yang berurutan sesuai dengan waktu dan urutan kejadiannya.
Kronologi dalam sebuah peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan waktu secara tepat.
Selain itu, kronologi juga membantu membandingkan kejadian sejarah dalam waktu sama di tempat berbeda.
Alasan sejarah bersifat diakronis karena berfokus pada proses, yakni sejarah akan membahas tentang sebuah peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat sesuai urutan kejadiannya.
Contoh peristiwa sejarah yang bersifat diakronis adalah Peristiwa Pangeran Diponegoro 1825-1830.
Ciri-ciri sejarah bersifat diakronis adalah:
Kata sinkronik atau sinkronis berasal dari bahasa Yunani, syn, yang berarti dengan, dan chronoss, yang berarti waktu.
Jika disimpulkan, makna sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara lebih mendalam.
Baca Juga: Apakah Manfaat Belajar Sejarah dari Cerita Panji? Simak Penjelasannya
Alasan sejarah bersifat sinkronis karena ilmu ini dapat menjelaskan tentang bagaimana berbagai aspek tersebut berpengaruh terhadap terjadinya sebuah peristiwa dalam rentang waktu tertentu.
Contoh peristiwa sejarah yang bersifat sinkronis adalah penyerbuan Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya oleh Belanda di Tegalrejo pada 20 Juli 1825.
Apabila dilihat dari sifat sinkronisnya, Perang Diponegoro diketahui dimulai pada 20 Juli 1815.
Pertempuran berlangsung secara pelik ketika Pangeran Diponegoro membuat beberapa strategi guna menghalangi adanya bantuan dari luar untuk Belanda, menghimpun dukungan dari bupati, ulama, dan bangsawan, serta membagi wilayah pertahanan.
Pada akhirnya, Diponegoro berhasil bersembunyi di Desa Selarong dan menyusun strategi perang di sana.
Ciri-ciri sejarah bersifat sinkronis adalah:
Hal tersebut akan menghasilkan kajian ilmu sejarah yang menyangkup secara luas.
Hubungan antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial adalah saling terkait.
Kedua subjek atau bidang tersebut mempunyai hubungan timbal balik.
Hal ini disebabkan adanya ilmu sejarah merupakan masih menjadi bagian dari ilmu sosial.
Oleh sebab itu, kedua subjek tersebut merupakan suatu bidang yang tidak dapat terpisahkan.
Beberapa keterkaitan antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial adalah sebagai berikut.
(*)