Aksi mulai dilakukan pada 23 September 1945 oleh awak kapal berkebangsaan Indonesia di empat kapal Belanda yang berlabuh di Sydney, Australia.
Mereka memilih mogok kerja karena suplai logistik yang dimuat oleh kapal Belanda digunakan untuk menggugat kemerdekaan Indonesia.
Aksi ini kemudian didukung oleh pemerintah Australia, yang menyatakan pihaknya tidak akan memfasilitasi upaya penindasan terhadap pemerintah Indonesia.
Di mana peristiwa Black Armada terjadi?
Selain Sydney, peristiwa Black Armada terjadi di pelabuhan-pelabuhan di Australia lainnya, seperti di Brisbane dan Melbourne.
Pada 25 September 1945, sekitar 1.400 pekerja pelabuhan di Brisbane menggelar pertemuan untuk menetapkan boikot terhadap kapal-kapal Belanda.
Dalam waktu singkat, aksi pemboikotan tidak hanya dilakukan oleh para pekerja pelabuhan dan menyebar ke berbagai wilayah di Australia.
Kapal-kapal Belanda di berbagai pelabuhan Australia yang hendak bertolak ke Indonesia dilumpuhkan dengan serangkaian aksi boikot.
Departemen Perdagangan dan Buruh Australia bahkan mengedarkan selebaran pada Oktober 1945.
Selebaran tersebut berisi tentang seruan agar kapal-kapal Belanda yang singgah di pelabuhan Australia dan hendak menuju Indonesia untuk tidak "disentuh".
Artinya, kapal-kapal Belanda tidak akan menerima perbaikan, tidak diberi batu bara, perbekalan, amunisi, dan para perwiranya tidak diberi transportasi.
Baca Juga: Analisislah Bagaimana Pandangan Hidup Bung Hatta Memengaruhi Tindakannya?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR