Luka lebam itu pun menjadi petunjuk bahwa korban meninggal karena sebab lainnya, sehingga Soimah lantas mendesak pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah putranya agar berterus terang.
Usai didesak keluarga korban, akhirnya perwakilan Ponpes Gontor mengaku bahwa AM meninggal akibat penganiayaan.
Bahkan, kini diketahui korban penganiayaan tersebut lebih dari satu orang.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (6/9/2022), Kapolres Ponorogo AKBP Catur Wahyu Wibowo mengungkapkan, korban kasus penganiayaan santri di Ponpes Gontor berjumlah tiga orang.
Dari ketiga korban tersebut, satu orang telah meninggal dan dua korban lainnya masih dirawat.
Ditutup-tutupinya kasus penganiayaan tersebut juga diketahui melibatkian dokter yang memberikan surat keterangan kematian menyebut AM meninggal karena sakit.
Kuasa hukum keluarga korban, Titis Rachmawati, menerangkan, keluarga menerima surat keterangan kematian AM dari Rumah Sakit (RS) Yasfin Darusalam Gontor saat jenazah diantar ke Palembang.
Namun, pada surat yang diterbitkan di tanggal yang sama dengan kematian korban (22 Agustus 2022), tertulis bahwa korban meninggal karena sakit.
Surat itu ditandatangani oleh dokter berinisial MH. Titis menyebutkan, keluarga menyesalkan sikap Ponpes Gontor karena terkesan menutupi peristiwa yang sebenarnya.
Terungkapnya kasus penganiayaan di Ponpes Gontor juga mengungkap fakta miris lainnya.
Diketahui melalui permintaan maaf pihak Ponpes yang disampaikan juru bicara Ponpes Gontor Noor Syahid, ada aturan ponpes tersebut yang dianggap 'membenarkan' ditutup-tutupinya kasus penganiayaan AM.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR