:quality(100)/photo/2018/04/08/3892564993.jpg)
Intisari-Online.com -Perdagangan internasional barangkali adalah sebuah keniscayaan.
Karena jika tidak terlibat di dalamnya, negara itu akan menjadi negara yang terisolasi.
Tapi itu tak semudah yang kita bayangkan, salah satu hambatan dalam perdagangan internasional di era globalisasi adalah sistem dumping.
Apa itu?
Mengutip Kompas.com, dumping merupakan istilah untuk menyebutaktivitas menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah daripada di dalam negeri.
Dumping adalah ketika suatu negara atau perusahaan mengekspor produk dengan harga yang lebih rendah di pasar impor luar negeri daripada harga di pasar domestik negara tersebut.
Politik dumping adalah politik dagang yang menetapkan harga jual di luar negeri lebih rendah dari harga normal.
Tujuan dumping adalah untuk meningkatkan pangsa pasar di luar negeri dengan mematikan persaingan.
Beberapa kalangan menyebut sistem dumping sebagai sistem perdagangan curang.
Dikutip dari Investopedia, dumping adalah ketika suatu negara atau perusahaan mengekspor produk dengan harga yang lebih rendah di pasar luar negeri daripada harga di pasar domestik.
Dumping biasanya melibatkan volume ekspor yang besar dari suatu produk sehingga hal itu sering membahayakan kelangsungan produk yang diproduksi perusahaan di negara pengimpor.
Dumping adalah seringkali sebagai praktik curang yang dapat menimbulkan kerugian dan menjadi penghambat perdagangan internasional.
Biasanya praktik ini dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri.
Dumping adalah juga dianggap sebagai bentuk diskriminasi harga.
Hal ini karena produsen menurunkan harga barang yang memasuki pasar luar negeri dari harga yang dibayarkan oleh pelanggan domestik di negara asal.
Praktik dumping dianggap disengaja dengan tujuan memperoleh keunggulan kompetitif di pasar impor.
Tapi itu bukan satu-satunya hambatan perdagangan internasional di era globalisasi ini.
Perdagangan internasional adalah hubungan perniagaan antarberbagai pihak yang dilakukan dalam bentuk ekspor dan impor.
Perdagangan internasional bisa terjadi karena ada serangkaian faktor yang memengaruhi. Salah satunya, perbedaan sumber daya alam.
Tapi ada pula beberapa faktor penghambat perdagangan internasional.
Jika ini tidak diatasi, dikhawatirkan akan mengganggu proses ekspor dan impor.
Mengutip bukuPengantar Ilmu Ekonomi (2023) karya Ahmadi Usman dkk, salah satu hambatan perdagangan internasional adalah faktor keamanan.
Keamanan menjadi satu dari sekian faktor krusial yang memengaruhi proses perdagangan internasional.
Jika keamanan negara atau perusahaannya tidak terjamin, negara lain tidak akan berani melakukan aktivitas perdagangan internasional.
Selain itu, faktor penghambat perdagangan internasional lainnya, yaitu kebijakan pemerintah yang sifatnya membatasi aktivitas ekspor dan impor.
Beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai menjadi penghambat perdagangan internasional adalah biaya ekspor dan impor yang terlalu tinggi, dan pembatasan jumlah ekspor dan impor.
Faktor penghambat perdagangan internasional lainnya adalah perbedaan mata uang.
Negara pengimpor atau pengekspor harus mengonversikan mata uang negaranya sesuai dengan mata uang negara yang dituju.
Selain itu, penghambat perdagangan internasional lainnya adalah tidak melimpahnya sumber daya alam suatu negara.
Negara yang hanya memiliki sedikit sumber daya alam, akan kesulitan dalam melakukan perdaganagn internasional.
Terakhir, faktor penghambat perdagangan internasional ialah peperangan.
Kondisi peperangan erat kaitannya dengan keamanan suatu negara.
Jika negara mengalami perang, negara lain enggan melakukan perdagangan internasional.
Kesimpulan
Lima penghambat perdagangan internasional adalah:
- Faktor keamanan suatu negara
- Kebijakan pemerintah yang sifatnya membatasi perdagangan internasional
- Perbedaan mata uang
- Tidak melimpahnya sumber daya alam
- Peperangan
Begitulah, salah satuhambatan dalam perdagangan internasional di era globalisasi adalah sistem dumping, tapi itu bukan satu-satunya faktor.
Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News