Sayangnya, meski status MSAT sudah menjadi tersangka bahkan DPO, polisi masih saja kesulitan untuk menangkapnya.
Termasuk dalam upaya terakhir pada Minggu (3/7) yang digambarkan melibatkan aksi kejar-kejaran bak dalam film koboi.
"Tadi siang (Minggu) kita berupaya melaksanakan penangkapan terhadap tersangka MSA. Namun ada kendala di lapangan," ujar AKBP Hidayat, dilansir dari video di kanal YouTube KompasTV Jawa Timu, Senin (4/7/2022).
"Dan kita tadi melaksanakan kegiatan siaga, kita mau adakan penindakan namun situasi tidak memungkinkan untuk malam ini," ungkap AKBP Hidayat.
Mirisnya, pengadangan yang dilakukan oleh para santri dari pondok pesantren yang diasuh anak kiai Jombang tersebut juga melibatkan airsoft gun.
Senjata tersebut ditemukan tim Polda Jatim dalam sebuah mobil Isuzu Panther yang digunakan oleh para santri untuk mengadang polisi.
Tidak lama setelah upaya penangkapan yang gagal tersebut, beredar sebuah video yang ayah MSAT melarang polisi untuk menangkap anaknya.
Dalam video tersebut, Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah KH Muhammad Mukhtar Mukthi berbicara langsung dengan Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat.
Kiai Mukhtar menyebut bahwa kasus yang menjerat anaknya adalah sebuah fitnah yang seharusnya dituntaskan secara internal.
"Untuk keselamatan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, fitnah ini masalah keluarga. Untuk itu, kembalilah ke tempat masing-masing. Jangan paksakan diri mengambil anak saya," tutur Kiai Mukhtar dalam video tersebut.
Lebih lanjut, Kiai Mukhtar kembali menekankan bahwa semua masalah ini adalah fitnah, yang kemudian diakhiri dengan pekikan takbir.
"Semuanya itu adalah fitnah. Allahu Akbar, cukup itu saja!" pungkas Kiai Mukhtar.
KOMENTAR