Bunga teratai raksasa yang mekar di tengah danau dengan dikelilingi tujuh gunung, dan pembangunan tempat ibadah itu didukung oleh Raja Syailendra, dan itu dibangun selama 92 tahun.
Ketika selesai, tempat ibadat itu memang tampak seperti bunga teratai di tengah danau, dan itulah tempat ibadat yang dinamakan Candi Borobudur.
Namun, gempa dan letusan gunung berapi membuat danau di sekitar Candi Borobudur akhirnya hilang, kemudian debu gunung berapi menyebabkan danau mengering, maka jadilah Candi Borobudur seperti yang kita lihat sekarang tidak lagi dikelilingi danau.
Ada satu misteri lain yang berhubungan dengan Candi Borobudur, yakni jam raksasa.
Candi Borobudur bisa dilihat sebagai sebuah jam raksasa, bagaimana bisa?
Candi Borobudur memiliki 72 buah stupa berbentuk lonceng terbalik, dengan yang terbesar berada di lantai teratas.
Arsitek Borobudur memakai stupa-stupa itu sebagai titik tanda jam, sedangkan jarum jamnya berupa bayangan sinar Matahari yang disebabkan oleh stupa terbesar.
Bayangan stupa terbesar selalu jatuh dengan tepat di stupa lantai bawah.
Candi Borobudur juga merupakan petunjuk arah yang sangat, tanpa perlu bantuan kompas atau GPS.
Seperti kita tahu, Matahari terbit di arah timur, namun tidak selalu tepat di titik timur, dan hanya benar-benar terbit di titik timur dalam dua kali setahun, yaitu sekitar tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.
Nah, arsitel Borobudur rupanya sudah mengetahui titik timur yang benar, maka Candi Borobudur dibangun menghadap titik utara dan selatan dengan sangat tepat.
Tahukah Anda, bahwa Borobudur dibangun sebelum Kamboja membangun Angkor Wat, dan sebelum orang Eropa membangun gereja Katedral yang mewah?
Bentuk candi Borobudur pun lebih rumit bila dibandingkan dengan piramida Mesir.
Bayangkan saja, batu seberat 2 ton disusun satu per satu sampai menjadi bukit berlantai 10.
Batu tersebut juga diukir dengan gambar yang sangat teliti, yang mengisahkan kehidupan rakyat Kerajaan Syailendra.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR