Berdasarkan penyelidikan Cojean, para perempuan pengawal yang selalu mengelilingi Khadafy pada kenyataannya merupakan gundik yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan tentang penggunaan senjata.
Cojean menyelidiki pelecehan Khadafy setelah bertemu Soraya (yang namanya telah diubah), yang menceritakan kisahnya yang mengerikan.
Kisah Soraya bermula saat dia masih sebagai siswi sekolah di kota pesisir Sirte.
Ketika itu Soraya diberi "kehormatan" untuk menyerahkan sebuah karangan bunga buat Khadafy dalam suatu kunjungan tahun 2004.
Setelah menyerahkan bunga, Khadafy yang mempunyai delapan anak menepuk kepala gadis itu.
Soraya mengatakan, tepukan itu rupanya sebuah simbol bagi para pembantunya bahwa dia menginginkan gadis tersebut.
Hari berikutnya Soraya dipanggil ke istana Khadafy di kompleks yang jaraknya enam mil dari Tripoli, yaitu di Bab al-Azizia.
Di situ Soraya ditelanjangi, dicukur, dan diserahkan kepada Khadafy.
Gadis itu mengatakan, Khadafy berbaring telanjang di tempat tidur dan mencoba untuk memerkosanya.
Ketika Soraya meronta-ronta karena tidak mau diperkosa, dia lalu dibawa pergi oleh kepala harem bernama Mabrouka untuk "diberi pelajaran".
Dalam buku itu Soraya mengatakan, "Dia (Khadafy) memegang tangan saya dan memaksa saya untuk duduk di sampingnya di tempat tidur. Saya tidak berani menatapnya. Dia berkata, 'Jangan takut."
"I'm your papa. Kamu memanggil saya, begitu bukan? Namun, saya juga saudaramu dan kekasihmu. Saya bisa menjadi segalanya bagimu. Karena kamu akan tinggal dan hidup bersama saya selamanya'."
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR