Karena praktik biadab mengikat kaki sangat menonjol saat itu, para wanita yang tertatih-tatih tidak dapat melarikan diri atau bahkan berjalan ke kamar tidur kaisar.
Masing-masing kaisar yang berkuasa dari Dinasti Ming memiliki cerita kekejamannya terhadap para selir.
Misalnya Kaisar Hongwu, yang merupakan pendiri Dinasti Ming.
Dia mengurung selir dan menyiksa mereka. Kebanggaan dan kecemburuannya mendorongnya untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan para wanita itu.
Untuk terus mengendalikan mereka bahkan setelah kematiannya, ia memulai tradisi di mana selir akan dibunuh, dipaksa untuk bunuh diri, atau dikubur hidup-hidup bersama kaisar yang telah meninggal.
Penguasa selanjutnya, Kaisar Yongle, menciptakan ibu kota kedua bagi Cina, selain Nanjing, dan menamakannya Beijing seperti yang masih disebut sampai sekarang.
Di ibu kota baru itu, ia membangun "Kota Terlarang," Istana kekaisaran Cina di Beijing, yang berlangsung dari 1420-1912.
Pada 1421, tak lama setelah Yongle meluncurkan Kota Terlarang pada Hari Tahun Baru, ada desas-desus bahwa salah satu selir favorit kaisar telah bunuh diri karena dia berselingkuh dengan seorang kasim istana karena impotensi kaisar.
Dipermalukan, kaisar pun mulai membungkam semua yang tahu tentang situasi tersebut serta semua orang yang terlibat.
Dia kemudian mengumpulkan 2.800 wanita dari haremnya dan menyuruh mereka semua dieksekusi dengan cara diiris.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR