Intisari-Online.com - Praktik pengebirian dan penggunaan kasim dapat dilusuri di China kuno.
Di China kuno (sampai Dinasti Sui), pengebirian adalah salah satu dari Lima Hukuman, serangkaian hukuman fisik yang dijatuhkan oleh sistem hukuman China.
Meski demikian, pengebirian juga merupakan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di dinas Kekaisaran.
Sejak Dinasti Han, kasim menjalankan urusan sehari-hari di istana Kekaisaran.
Kasim adalah sebutan untuk pelayan istana yang bertugas sebagai penjaga tempat tidur bagi keluarga kerajaan.
Melansir Ancient Origins, kasim adalah satu-satunya pria yang diizinkan untuk tinggal di Istana Dalam dan mereka yang telah dibuat impoten secara seksual melalui pengebirian. Untuk menjadi kasim, mereka harus dikebiri sehingga nafsu seksualnya hilang.
Karena tugas mereka berhubungan dekat dengan kaisar, kasim memiliki potensi untuk memberikan pengaruh yang cukup besar pada kaisar serta mengumpulkan sejumlah besar kekuatan politik.
Dan karena kasim tidak dapat memiliki anak sendiri (karena dikebiri) dan mewariskan kekuasaan mereka, mereka tidak dianggap sebagai ancaman serius bagi dinasti yang berkuasa.
Selain itu, Kaisar China yang terkadang memiliki ribuan selir di dalam Kota Terlarang, juga tidak memiliki risiko bahwa para wanita itu akan dihamili oleh siapa pun kecuali diri mereka sendiri.
Namun, sebenarnya kasim sepenuhnya mampu menjatuhkan dinasti yang berkuasa.
Kekuatan besar yang dimiliki beberapa kasim mampu merusak kaisar, mengubah mereka menjadi individu yang rakus, kejam, dan licik.
Banyak contoh kasim jahat dapat ditemukan dalam sejarah China.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR