Mereka akhirnya menyadari bahwa putri mereka tidak akan pernah pulang kembali.
Wang Wengxu tiba di Chang’an, melansir History of Royal Women, lalu dikirim ke istana Liu Ju (pewaris sesungguhnya).
Saat dia menari, putra Liu Ju, Liu Jin yang berusia tujuh belas tahun, melihatnya dan jatuh cinta padanya. Ibunya adalah seorang selir yang bermarga Shi.
Tidak lama kemudian mereka menikah, Wang Wengxu menjadi selir dari Cucu Kekaisaran.
Pada tahun 91 SM, dia melahirkan seorang putra bernama Liu Bingyi (calon Kasar Xuan dari Han), yang dikenal sebagai cicit Kekaisaran.
Sayangnya, kebahagiaan Permaisuri Wang Wengxu tidak bertahan lama, karena beberapa bulan setelah putranya lahir, ayah mertuanya dan Permaisuri Wei Zifu dituduh melakukan sihir.
Kaisar Wu memerintahkan eksekusi massal terhadap rumah tangga Liu Ju.
Mereka membunuh semua orang termasuk selir Wang Wengxu.
Satu-satunya yang selamat adalah putranya, yang diselamatkan oleh seorang pejabat bernama Bing Ji, yang mengasihani bayi itu dan melindunginya dari pembantaian.
Liu Bingyi kemudian naik takhta pada tahun 74 SM, dan menjadi Kaisar Xuan, yang kemudian mengangkat ibunya yang sudah meninggal ke status Permaisuri.
Gelar yang diberikan pada ibunya adalah ‘Permaisuri yang Berdukacita’.
Kaisar Xuan juga menghormati ibu Permaisuri Wang Wengxu, yang masih hidup, dengan menjadikannya Lady Boping, yang ketika meninggal menjadi Lady Sicheng.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR