Advertorial
Intisari-Online.com – Zhao Feiyan, juga dikenal sebagai Permaisuri Xiaocheng, adalah permaisuri kedua Kaisar Cheng dari Han Barat.
Dia dikenal dalam sejarah karena begitu nakal, hingga menjadi protagonis utama dalam karya sastra China yang cabul.
Selama ribuan tahun, penulis menggambarkannya sebagai seorang permaisuri yang haus akan selera sensual yang tidak pernah bisa dipadamkan.
Kisah Permaisuri Zhao Feiyan begitu mengejutkan penulis sejarah kuno Liu Xiang sampai-sampai dia menulis karya klasiknya, Biographies of Exemplary Women, untuk mengingatkan Kaisar agar memilih permaisuri yang berbudi luhur.
Tapi, apakah Permaisuri Zhao Feiyan benar-benar memiliki reputasi buruk seperti itu?
Kehidupan awal Permaisuri Zhao sebagai penari telah menghancurkan reputasinya sejak awal, tariannya itu memberi tahu pembaca agar waspada dan tidak menyukainya.
Permaisuri kekaisaran Ban Jieyu merupakan saingan untuk kebaikan Kaisar, dan Permaisuri Zhao Feiyan adalah pemenang memperebutkan perhatian Kaisar, dan akhirnya kalah karena Ban Gu adalah orang pertama yang membuat hitam reputasinya.
Beberapa permaisuri dalam sejarah China awalnya adalah penari, seperti Wei Zifu.
Namun, tidak satu pun dari mereka memiliki reputasi jahat seperti Permaisuri Zhao Feiyan.
Para sejarawan percaya bahwa alasan mengapa Permaisuri Zhao Feiyan memiliki reputasi terburuk adalah karena dia gagal menjalankan tugasnya sebagai permaisuri, dia tidak memiliki anak dan tidak memberikan Kaisar seorang putra.
Ini dipandang sebagai pelanggaran serius oleh para penulis sejarah kuno, dan mereka percaya bahwa Permaisuri Zhao Feiyan pantas mendapatkan reputasinya yang keji.
Permaisuri Zhao Feiyan lahir pada tahun 32 SM, dengan nama lahirnya Feng Yizhu. Orangtuanya tinggal di ibu kota Chang’an.
Mereka dari keluarga miskin dan terpaksa berkeliaran di jalanan mencari makanan bersama adik perempuannya, Hede.
Suatu hari, mereka diadopsi oleh Zhao Lin dan diberi nama keluarga Zhao.
Feng Yizhu menjadi pelayan di rumah tangga Yang Anzhu, lalu belajar menari dan menyanyi, dia menjadi penari berbakat dan dikenal sebagai ‘Feiyan’ (yang berarti ‘Walet terbang’).
Pada tahun 18 SM, Kaisar Cheng mengunjungi rumah Yang Anzhu, lalu menyaksikan Zhao Feiyan menari dan langsung terpikat.
Kaisar pun ingin memiliki dia dan saudara perempuannya, Zhao Hede, sebagai selirnya.
Maka, Kaisar membawa mereka kembali ke istananya dan memberi mereka gelar ‘Jieyu’ (yang merupakan peringkat ketiga di harem Kaisar dan dua peringkat di bawah Permaisuri).
Namun, Selir Kekaisaran Zhao Feiyan tidak senang dengan posisinya dan menginginkan lebih.
Dia pun bersekongkol dengan saudara perempuannya untuk menyingkirkan saingannya, Permaisuri Kekaisaran Ban Jieyu, dan menuduhnya melakukan sihir.
Begitu Permaisuri Ban Jieyu tersingkir, Zhao Feiyan dan saudara perempuannya menjadi favorit Kaisar.
Kaisar Cheng juga memiliki hubungan yang tidak bahagia dengan Permaisuri Xu, dan kedua bersaudara Zhao itu mengambil kesempatan untuk menuduh Xu melakukan sihir.
Meski Kaisar tahu bahwa tuduhan terhadap Permaisuri Xu adalah palsu, namun tidak tidak ingin mempertahankan hubungannya, Permaisuri Xu pun diturunkan takhtanya.
Karena kosongnya posisi Permaisuri, maka Kaisar memutuskan untuk menjadikan Zhao Feiyan sebagai Permaisuri.
Namun, ibu Kaisar, yaitu Janda Permaisuri Wang Zhengjun, menolak karena latar belakang Zhao Feiyan yang rendah, tetapi karena kegigihan kaisar, dia pun mengalah dan akhirnya setuju membiarkan Zhao Feiyan menjadi Permaisuri.
Pada tahun 16 SM, Zhao Feiyan dinobatkan sebagai Permaisuri, sedangkan Zhao Hede diangkat menjadi ‘Zhaoyi’ (peringkat kedua, yang berarti ‘Permaisuri yang menunggu’).
Sayangnya, ketika sudah menjadi Permaisuri, justru Kaisar Cheng kehilangan minat pada Zhao Feiyan dan mencurahkan kasih sayangnya pada saudara perempuannya.
Selama menjadi Permaisuri, kedua saudara perempuan itu membunuh semua anak Kaisar untuk mengamankan posisi mereka.
Namun, sejarawan mengkritik gaya hidup mewah Permaisuri Zhao Feiyan, namun ini adalah kewajiban bagi Permaisuri untuk mengatur gaya busan baru dan memberikan hadiah mahal kepada sekutunya.
Permaisuri Zhao Feiyan mencoba mengakhiri masa tidak memiliki anak dengan berselingkuh dengan banyak pria.
Salah satu kekasihnya adalah Qing Anshi, menjadi favorit Zhao Feiyan namun menjadi sumber konflik dengan saudara perempuannya.
Namun, menurut sejarawan modern, tidak mungkin Permaisuri berselingkuh, karena dia dikurung di harem kekaisaran yang ketat dan terus diawasi, kalau pun ada, kabarnya pasti sampai ke Kaisar.
Pada tahun 7 SM, Kaisar Cheng meninggal, karena, menurut sejarawan, stroke, melansir History of Royal Women.
Namun, Zhao Hede Zhaoyi, yang akrab dengan Kaisar sebelum kematiannya, dituduh membunuh Kaisar, dan ini membuat Hede dipaksa untuk bunuh diri.
Jadilah Permaisuri Zhao Feiyan kehilangan saudara perempuan yang dicintainya dan pasangannya dalam banyak konspirasi.
Zhao Feiyan mengangkat pemerintahan Kaisar Ai dan diangkat menjadi Janda Permaisuri, lalu dia juga mempromosikan keluarganya.
Namun, keluarga Zhao dianggap sebagai saingan keluarga Wang, sehingga keluarga Wang melenyapkan mereka, dengan keluarga Zhao dilucuti dan dijadikan rakyat jelata.
Ketika Kaisar Ai meninggal pada tahun 1 SM, seorang anak berusia sembilan tahun naik takhta, dia adalah Kaisar Ping, dengan kendali penuh atas istana dari Keluarga Wang.
Zhao Feiyan ditanggalkan gelarnya dari Janda Permaisuri dan mengirimnya ke Istana Utara, yang membuat Zhao Feiyan tertekan dan bunuh diri.
Seiring waktu, reputasi Permaisuri Zhao Feiyan terus memburuk, sulit memisahkan fakta dari fiksi ketika musuh bebuyutan yang menyebarkan cerita buruk pada awalnya.
Dan ini membuat orang bertanya-tanya, seperti apa sebenarnya Zhao Feiyan ketika dia sebagai Permaisuri.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari