Kisah Turhan Hatice Sultan, Wanita Paling Kuat di Kekaisaran Ottoman, Tawanan yang Jadi Selir Kesayangan Sultan Ibrahim, Ambisi Membuatnya Jadi Pembunuh, Namun Tempat Ibadah Dibangunnya dengan Aman

K. Tatik Wardayati

Penulis

Turhan Hatice Sultan, wanita paling kuat di Kekaisaran Ottoman.

Intisari-Online.com – Banyak kisah kekejaman yang dikisahkan dari para pemimpin yang berkuasa di Kekaisaran Ottoman.

Turhan Hatice Sultan adalah salah satu wanita paling kuat di Kekaisaran Ottoman.

Dia adalah seorang tawanan yang kemudian menjadi selir kesayangan Sultan Ibrahim.

Dia dikenal orang yang ambisius dan terkunci dalam perebutan kekuasaan selama tiga tahun dengan Kosem Sultan, yang akhirnya dibunuhnya.

Namun, ketika dia menjadi ibu suri, dia dikenal karena kesalehan dan proyek pembangunannya.

Turhan Hatice Sultan berusia dua belas tahun ketika dia menjadi tawanan.

Dia ditangkap di Rusia dan dikirim ke Istana Topkapi dari Khan Krimea sebagai hadiah untuk Kosem Sultan.

Baca Juga: Cekik Keponakan dan Saudara Lelakinya, Inilah Kisah Kekejaman ‘Malaikat Maut’ Sultan Ottoman Selim I, Bunuh Lebih dari 50 Ribu Jiwa dengan Pedang, Namanya pun Dihilangkan dari Mesir

Baca Juga: Senang Lihat Payudara Wanita Dibakar dengan Besi Panas, Kisah Sadis Sultan Mehmed III, Perintahkan 19 Pangeran Ottoman Saudaranya untuk Dibunuh Atas Nama Stabilitas Kesultanan

Kemungkinan besar Sultan Kosem memberikan Turhan Hatice kepada putranya, Ibrahim, sebagai selir.

Turhan Hatice melahirkan seorang putra bernama Mehmed, yang kemudian menjadi Mehmed IV, yang sangat menyayangi ibunya dan menjadi favoritnya, hingga diberi gelar ‘Haseki’.

Ketika Ibrahim digulingkan pada tahun 1648, putra Turhan Hatice, yaitu Mehmed IV menjadi sultan.

Karena Mehmed masih berusia tujuh tahun, maka harus ada yang mewakilinya menjadi bupati, dan Kosemlah yang menjadi bupati.

Alasan mengapa Turhan Hatice tidak menjadi wakil anaknya adalah karena dia tidak memiliki dukungan politik di istana.

Kosem Sultan tidak hanya memiliki lebih banyak pengalaman dalam memerintah, tetapi dia juga telah menguasai istana.

Dia telah memberikan pendukungnya posisi penting di istana, Kosem juga didukung oleh Korps Janissari.

Maka, jadilah Turhan Hatice terkunci dalam perebutan kekuasaan dengan Kosem yang berlangsung hingga tiga tahun.

Baca Juga: Sering Diabaikan, Inilah Rabia Gulnus Emetullah Valide Sultan, Ratu Ottoman yang Sangat Pencemburu, Bunuh Saudara-saudara Suaminya, Bahkan Ubah Gereja Jadi Masjid Sebagai Rampasan Perang

Baca Juga: Lahir dari Seorang Pegawai Pos Biasa di Kekaisaran Ottoman, Inilah Mehmed Talaat Pasha, Lancarkan Genosida Armenia yang Makan Korban Hingga 600 Ribu Orang

Akhirnya, Turhan Hatice memperoleh faksi di dalam istana, dia mendapat dukungan dari kepala kasim kulit hitam, Suleyman Agha dan wazir agung, Siyavus Pasha.

Untuk mengakhiri perebutan kekuasaan dengan Turhan Hatice, Kosem berencana untuk menggulingkan Mehmed IV demi Suleyman, adik tirinya.

Ini karena ibu Suleyman lebih mudah dikendalikan dan patuh daripada Turhan Hatice yang ambisius.

Sayangnya, rencana Kosem tidak pernah membuahkan hasil karena Turhan Hatice mengetahui rencana Kosem melalui Melek Hatun, salah satu budak Kosem.

Pada 2 September 1651, Turhan Hatice menggunakan Suleyman Agha dan para pengikutnya untuk membunuh Kosem, yaitu dengan dicekik menggunakan tali tirai.

Lalu, untuk menghilangkan pengaruh Kosem di istana, Turhan Hatice dan wazir agungnya harus mengeksekusi para pendukungnya.

Hal ini menyebabkan kemarahan di antara orang-orang sehingga Turhan Hatice terpaksa melepaskan wazir agungnya.

Setelah Kosem tersingkir, Turhan Hatice memiliki kekuatan untuk memerintah, dia memperoleh lebih banyak pengalaman dalam memerintah dan memperluas lingkaran penasihatnya, dengan beberapa di antaranya adalah orang-orang di luar istana.

Baca Juga: Kejamnya Setengah Mati, Sampai Nekat Menyamar Lalu Penggal Rakyat Jelata yang Membicarakannya Buruk, Inilah Murad IV Sultan Ottoman yang Naik Takhta pada Usia 11 Tahun

Baca Juga: Depresi Hidup Dalam Pengasingan, Malah Jadi Gila Saat Dinobatkan Sebagai Raja, Inilah Sultan Ottoman Ibrahim I, Raja Penggila Wanita dengan Organ Intim Mirip Sapi

Ketika Mehmed IV menghadiri pertemuan-pertemuan penting negara, Turhan Hatice berada di sisinya.

Masalah utama Turhan Hatice adalah berjuang untuk menemukan wazir agung yang tepat yang cukup pintar untuk mengatasi perselisihan faksi yang berkembang selama perebutan kekuasaan Turhan Hatice.

Akhirnya, Turhan Hatice menunjuk Koprulu Mehmed Pasha sebagai wazir agung pada tahun 1656.

Setelah Koprulu Mehmed Pasha menjadi wazir agung, Turhan Hatice menyerahkan sebagian besar kekuasaannya sebagai bupati dan memindahkannya ke wazir agung.

Itu berarti, pengaruh politik Turhan Hatice berkurang, tetapi peran seremonial dan filantropisnya meningkat.

Turhan Hatice juga terlibat dalam proyek budaya dan politik, dia membangun atau memperbaiki benteng di sepanjang Bosphorus, Laut Hitam, dan Dardanella.

Turhan Hatice juga membangun sebuah masjid di Istanbul dan dua masjid yang lebih kecil di Selat Canakkale.

Turhan Hatice juga memiliki perpustakaan di dalam masjid-masjidnya.

Baca Juga: Pemabuk dan Pemipin Ganas Berdarah Dingin, Inilah Sosok Murad IV sang Sultan Ottoman yang Pertama Mengeksekusi Syekh al-Islam dan Tak Mengikuti Syariah

Baca Juga: Enam Ratus Tahun Kesultanan Ottoman Berdiri, Beginilah Nasib Wanita dan Anak-anak Perempuan Dalam Dunia Rahasia Harem Sultan Ottoman, Dididik Jadi Pemuas Nafsu Sultan Dan Dijaga Kasim yang Dikebiri

Empat puluh tujuh buku disumbangkan ke dua masjid kecil, dan lebih dari tiga ratus berada di Masjid New Valide.

Kontribusinya yang paling signifian adalah Masjid Baru di Eminonu.

Turhan Hatice yang terkenal dengan proyek-proyek pembangunannya, sebuah puisi terkenal tentang dia disusun oleh Abdi Pasa, yang memuji Turhan Hatice karena “membangun dua benteng, satu di kedua sisi selat/Dia membuat tanah orang-orang beriman aman dari musuh.”

Turhan Hatice meninggal pada 1683, dan dimakamkan di Masjid Baru Valide, yang sekarang dikenal sebagai Masjid Yeni.

Katafalque Turhan Hatice menempati posisi paling menonjol di kepala makam.

Dia dimakamkan bersama putranya dan keturunannya.

Sementara Turhan Hatice memiliki awal yang sulit dalam menjadi ibu suri, namun itu menunjukkan bahwa dia memiliki pengalaman dalam memerintah.

Ambisinya membuatnya melakukan beberapa tindakan pembunuhan, tetapi begitu dia naik takhta, dia menjadi dicintai oleh rakyatnya.

Baca Juga: Dari 'Yatagan' Pedang Khas Ottoman hingga 'Zulfiqar' yang Diberikan Nabi Muhammad ke Ali ibn Abi Thalib, Begini Kemahsyuran Pedang Perang Berabad-abad

Baca Juga: Kisah Janissari Utsmaniyah yang Begitu Ditakuti, Nekat Gunakan Gigi sebagai Ganti Peluru untuk Menyerang Prajurit Turki

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait