Intisari-Online.com -Melansir Reuters, juru bicara kepresidenan Turki mengatakan pada 27 Maret bahwa Turki dan negara-negara lain harus mempertahankan dialog dengan Rusia.
Hal itu bertujuan untuk mencapai dialog guna menghentikan permusuhan di Ukraina.
Turki, anggota NATO, memelihara hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina.
Negara dengan wilayah di Asia dan Eropa itu berusaha menengahi antara Moskow dan Kiev untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
"Jika semua negara memutuskan hubungan dengan Rusia, siapa yang akan berbicara dengan mereka," Ibrahim Kalin, juru bicara presiden Turki, mengatakan kepada forum internasional Doha.
"Ukraina perlu didukung dengan segala cara untuk dapat membela diri."
"Tetapi kita juga perlu mendengarkan Rusia, bagaimanapun caranya, untuk memahami sudut pandang mereka," tambah Kalin.
Turki menganggap operasi militer Rusia di Ukraina tidak dapat diterima dan, pada prinsipnya, Ankara menentang sanksi Barat terhadap Moskow.
Turki telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Menurut Reuters (Inggris), ekonomi Turki yang dilanda krisis mata uang pada Desember 2021 sangat bergantung pada energi, perdagangan, dan pariwisata Rusia.
Sejak Moskow melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Maret, ribuan orang Rusia telah datang ke Turki, melihatnya sebagai tempat yang aman untuk "menghindari" sanksi Barat.
Ahmet Burak Daglioglu, kepala kantor investasi Turki, mengatakan bahwa beberapa perusahaan Rusia memindahkan operasinya ke Turki.
(*)