Intisari-online.com - Intelijen AS selama beberapa waktu terakhir telah membuat penilaian yang tidak akurat seperti Kiev akan segera jatuh ke tangan pasukan Rusia dan tahun lalu bahwa tentara Afghanistan dapat bertahan lama sebelum Taliban.
Di Ukraina, orang-orang menyatakan kesiapan mereka untuk berperang.
Tentara negara itu telah mendirikan pos-pos pertahanan, siap untuk membanjiri pasukan Rusia, menggunakan senjata yang didukung oleh Barat.
Di Kiev, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berulang kali memposting video yang menyerukan perang.
Ini kontras dengan apa yang terjadi tujuh bulan lalu, ketika Taliban memasuki ibu kota Kabul hampir tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah.
Sebagian besar tentara Afghanistan melepas seragam mereka dan melarikan diri ke negara-negara tetangga. Presiden Afghanistan juga diam-diam mengunjungi UEA.
Intelijen AS telah salah menilai perkembangan perang di Ukraina dan Afghanistan, menurut New York Times.
Di Afghanistan, intelijen AS memperkirakan bahwa pemerintah dan militer negara itu dapat bertahan setidaknya selama enam bulan setelah AS mundur.
Sementara itu di Ukraina, intelijen AS percaya bahwa pasukan Rusia dapat memasuki ibukota Kiev dalam waktu dua hari setelah operasi Rusia.
"Mengevaluasi keinginan untuk berperang dalam konflik seperti itu sangat sulit," kata Senator Angus King, anggota Komite Intelijen Senat AS.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR