Intisari-online.com - India bertujuan untuk mengimpor lebih banyak kokas dari Rusia.
Kata Menteri Baja India Ramchandra Prasad Singh, berbeda dengan tren global pembatasan perdagangan dengan Rusia, terkait dengan kampanye militer Rusia di Ukraina.
"Kami cenderung mengimpor lebih banyak kokas dari Rusia," kata Ramchandra dalam konferensi di New Delhi, menurut Reuters.
Menurut Ramchandra, India ingin menggandakan impor kokas, bahan utama untuk produksi baja.
Dia mengatakan India telah mengimpor 4,5 juta ton batu bara dari Rusia, tetapi tidak mengatakan pada periode berapa impor itu dilakukan.
India adalah negara yang mengimpor sejumlah besar barang dari Rusia, termasuk senjata.
Ramchandra mengatakan impor batubara sedikit banyak terpengaruh sejak konflik pecah di Ukraina.
Kapal yang membawa setidaknya 1,06 juta ton kokas dan batubara termal (terutama digunakan untuk pembangkit listrik), diperkirakan akan berlabuh di pelabuhan India bulan ini.
Menurut data dari perusahaan konsultan Kpler, ini adalah pesanan terbesar sejak Januari 2020.
Rusia, pemasok kokas dan batubara termal terbesar keenam di dunia, menawarkan untuk menjual bahan mentah ke mitra China dan India dengan harga istimewa.
Dalam konteks Barat dan mitra lain membatasi impor bahan-bahan dan produk dari Rusia.
Perdagangan antara Rusia dan India juga dapat ditingkatkan setelah kedua negara mencapai kesepakatan untuk berdagang dalam rubel dan rupee.
Sebelumnya, India mengumumkan telah menandatangani kontrak untuk membeli 3 juta barel minyak dari Rusia dengan harga istimewa.
Pesanan itu diperkirakan akan dikirimkan pada Mei.
AS tidak keberatan dengan pembelian minyak Rusia oleh India, tetapi mengingatkan negara itu tentang sikapnya dalam konteks konflik militer di Ukraina.
Padahal diketahui, India merupakan negara yang tergabung dalam Quad bersama dengan Amerika, Australia dan Jepang, yang artinya mereka dipastikan sekutu.
Hingga saat ini, kedua negara telah bekerjasama secara erat sambil menyusun sejumlah agenda bersama, entah bilateral maupun dalam lingkup multilateral Quad.
Dengan kemajuan pesat kekuatan Tiongkok, Negeri Pandasemakin menunjukan ego kepentingannya kepada negara-negara tetangganya, termasuk India.
Di India, terjadi banyak kasus penyerangan terorisme di wilayah Jamnu dan Kashmir oleh kelompok Jaish-e-Mohammed (JeM) yang berasal dari Pakistan dan dipercaya mendapat dukungan persenjataan dari Tiongkok.
Tidak hanya JeM, India juga ditakuti oleh pergerakan Taliban (yang baru saja menguasai bangku pemerintahan Afganistan) yang dapat ikut mengganggu keamanan perbatasan India.
Hal ini membuatIndia semakin merasa ketergantungan dengan Amerika Serikat sebagai bentuk perlawanan terhadap terorisme.
India juga sangat terbuka dan menyediakan lingkungan bisnis yang baik untuk para pembisnis Amerika Serikat.
Hingga hal ini membuat Amerika Serikat menjadi investor terbesar ke-3 di India.
Sebagai contoh, sejumlah perusahaan teknologi terbesar Amerika Serikat mampu dipimpin CEO asal India, seperti Satya Nadella (CEO Microsoft) dan Sundar Pichai (CEO Google)