Intisari - Online.com -Rakyat Belarusia membentuk sebuah batalyon yang dinamai Kastus Kalinuoski yang akan bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina.
Mereka pun mengambil sumpah dengan bahasa Belarusia, mengutip The Kyiv Independent, media Ukraina.
Beredar juga di aplikasi chat Telegram video ketika yang dimaksud rakyat Belarusia mengambil sumpah untuk bergabung dengan Batalyon Kastus Kalinuoski yang nantinya dikirim untuk membantu Ukraina.
Melansir pravda.com.ua, secara harfiah sumpah mereka berbunyi:
"Pada hari penting bagi sejarah Belarusia ini, para sukarelawan dari batalyon Kastus Kalinovsky mengambil sumpah. Batalyon kami adalah bagian dari Angkatan Bersenjata Ukraina.
Sumpah itu ditulis dalam bahasa Belarusia oleh para sukarelawan kami. Kami yakin bahwa di masa depan teks ini akan menjadi dasar sumpah tentara Belarusia yang sebenarnya."
Batalyon itu dibentuk setelah serangan Rusia di Ukraina.
Pada 25 Maret, warga Belarusia merayakan Hari Kebebasan, hari libur nasional tidak resmi, peringatan kemunculan negara nasional Belarusia pertama, Republik Rakyat Belarusia (25 Maret 1918).
Vincent Konstantin Kalinovsky adalah salah satu pemimpin regional Pemberontakan Januari Polandia di tanah Lituania dan Belarusia modern, yang ditujukan terhadap Kekaisaran Rusia.
Sementara itu melansir nytimes.com, beberapa warga Belarusia yang diasingkan membentuk batalyon di negara yang menampung mereka, mengatakan peperangan melawan dominasi Vladimir Putin adalah sama dengan yang terjadi di kampung halaman mereka.
Konstantin Suschik adalah seorang desainer grafis di Belarusia yang menggunakan kemampuannya mendukung pergerakan perlawanan terhadap Presiden Aleksandr G. Lukashenko, sosok kuat yang menguasai Belarusia selama 28 tahun.
Gerakan itu runtuh dalam sebuah gelombang represi setelah ratusan ribu warga protes melawan pemilihan kembali Lukashenko di tahun 2020.
Kini Suschik melawan Lukashenko dan patronnya, Vladimir Putin Presiden Rusia.
Namun ia tidak melakukannya dengan merancang kampanye politik, tetapi dengan senapan Kalashnikov.
Ia pun membangun kekuatan itu bukan di Belarusia melainkan di Ukraina.
Suschik (31) adalah salah satu dari ratusan buangan Belarusia yang bergabung dengan batalyon Kastus Kalinuoski.
Batalyon ini adalah sebuah unit relawan yang membantu mempertahankan Ukraina sebagai bagian dari tentara resmi Ukraina.
Tidak seperti ribuan pejuang asing yang pergi ke Ukraina untuk melawan Rusia, Suschik sudah lama tinggal di Kyiv sebagai pengasingan Belarusia bersama ribuan warga Belarusia lain yang melarikan diri ke Ukraina menghindari penjara atas aktivisme mereka di Belarusia.
"Segera setelah perang dimulai, kami memutuskan tetap berada di sini karena tidak ada tempat untuk lari lagi, negara kami hancur di bawah kependudukan," ujar Suschik, dalam sebuah wawancara telepon oleh NY Times.
Ia menjawab dari pusat pelatihan di wilayah pinggiran di ibu kota Ukraina.
"Kyiv sedang dibom dan kami sadar hal ini mungkin satu-satunya kesempatan yang ada--kesempatan terakhir--untuk memenangkan Belarusia, melindungi Ukraina dan membuat dunia ini jadi tempat yang lebih baik."
Lukashenko sendiri sudah memperbolehkan Moskow menggunakan Belarusia sebagai markas mereka.
Belarusia memiliki perbatasan dengan Ukraina sepanjang 674 mil.
Pasukan Rusia telah berangkat ke Ukraina dari Belarusia dalam upaya untuk mengambil alih Kyiv.
Upaya ini sampai sekarang belum berhasil.
Agensi intelijen Barat memperhatikan dengan seksama untuk tanda bahwa Belarusia mungkin mengirim pasukannya sendiri membantu serangan Rusia.
"Kami punya musuh bersama, Putin dan Lukashenko," ujar Sergey Bespalov, mantan jurnalis dari ibu kota Belarusia, Minsk, yang diasingkan di Ukraina dan kemudian bergabung dengan batalyon tersebut.
"Mereka adalah dua orang yang membuka perang ini."
Bespalov mengatakan takdir Ukraina dan Belarusia bercampur.
"Jika Kyiv jatuh, hal ini akan buruk untuk semua orang, termasuk Belarusia," ujarnya.
"Belarusia sudah diduduki. Pasukan Rusia sedang berada di Belarusia. Pasokan Rusia juga dikirim dari Belarusia, tentara-tentara Rusia ada di sana, dan dari wilayah Belarusia rudal-rudal menarget Ukraina."
Pemimpin oposisi Belarusia, Svetlana Tikhanovskaya, mengutarakan di Twitter dukungannya untuk batalyon tersebut, mengunggah foto billboard dirancang oleh Suschik.