Intisari-Online.com - Di tengah perang Rusia-Ukraina yang masih berkecamuk hingga saat ini, Korea Utara mengkonfirmasi uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, kantor berita Yonhap mengatakan pada hari Jumat, mengutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Korea Utara bahwa peluncuran rudal balistik antarbenua baru yang besar minggu ini dirancang untuk menunjukkan kekuatan nuklirnya dan mencegah setiap gerakan militer Amerika Serikat (AS).
"Senjata strategis baru DPRK (nama resmi Korea Utara) akan membuat seluruh dunia dengan jelas menyadari kekuatan angkatan bersenjata strategis kami sekali lagi," kata pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dikutip oleh KCNA.
Melansir Arab News, Sabtu (26/3/2022), AS menanggapi dengan mengatakan akan mendorong Dewan Keamanan PBB untuk "memperbarui dan memperkuat" sanksi terhadap Korea Utara atas "provokasi yang semakin berbahaya."
Langkah tersebut kemungkinan besar akan ditentang oleh sekutu Pyongyang, China dan Rusia.
Peluncuran hari Kamis adalah uji coba penuh ICBM pertama oleh Korea Utara yang bersenjata nuklir sejak 2017.
Data penerbangan menunjukkan rudal itu terbang lebih tinggi dan untuk periode yang lebih lama dibandingkan uji coba Korea Utara sebelumnya sebelum menabrak laut barat Jepang.
Apa yang disebut Korea Utara sebagai Hwasong-17 akan menjadi rudal berbahan bakar cair terbesar yang pernah diluncurkan oleh negara mana pun dari peluncur mobile, kata para analis.
Jangkauan dan ukurannya menunjukkan bahwa Korea Utara berencana untuk memberikan beberapa hulu ledak yang dapat mengenai beberapa target atau dengan umpan untuk membingungkan pertahanan rudal, kata mereka.
Para pemimpin Kelompok Tujuh negara industri dan Uni Eropa mengutuk tes itu sebagai ancaman "sembrono" terhadap perdamaian dan keamanan dan bahaya bagi penerbangan sipil internasional dan navigasi maritim.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR