Pantas Saja Perang Rusia-Ukraina Tak Kunjung Selesai, Selain Negosiasi yang Alot Ternyata Ukraina Juga Digelonggong 10.000 Rudal Oleh Negara-Negara Barat Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Penampakan Rudal Javelin yang diangkut dengan pesawat militer AS.
Penampakan Rudal Javelin yang diangkut dengan pesawat militer AS.

Intisari-online.com - Pada 23 Maret, kantor berita TASS mengutip Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov berbicara tentang tindakan mendukung senjata dan peralatan militer untuk Ukraina.

Layanan pers Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat mengutip Duta Besar Anatoly Antonov.

"Tindakan memompa senjata dan mengirim tentara bayaran ke wilayah Ukraina tidak bertanggung jawab dan sangat berbahaya," katanya.

"Militerisasi Ukraina akan menimbulkan ancaman langsung ke Eropa dan keamanan global," tambahnya.

Menurut Antonov, sebagian besar senjata, yang dipasok oleh Barat ke Ukraina, jatuh ke tangan penjahat, teroris.

Sementara itu, tentara bayaran dari seluruh dunia yang datang ke Eropa dapat menerapkan pengalaman tempur di Ukraina di mana saja.

Antonov meminta sponsor senjata dan peralatan militer untuk Ukraina untuk serius mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan dukungan militer Washington untuk Kiev, dengan mengatakan negara itu bermaksud mentransfer senjata tambahan ke Ukraina.

Baca Juga: Makin Brutal, Militer Rusia Sudah KepungMariupol dari Segala Arah,Tembaki Siapapun yang BeraniMasuk atau Keluar dari Kota, Mayat-mayat Dibiarkan di Jalanan

Baca Juga: Ekekusi Mati Musuhnya Lalu Dagingnya Dijadikan Makanan Anjing, Inilah Ivan The Terrible, Kaisar Rusia yang Setiap Hari Lakukan Eksekusi Mati

Termasuk sistem pertahanan udara, drone, sistem anti-pesawat, tank, senjata kecil dan amunisi. Selain itu, AS juga mengalokasikan tambahan bantuan militer sebesar 800 juta dollar AS ke Ukraina.

Rusia telah melakukan operasi militer di Ukraina sejak 24 Februari dengan tujuan untuk melindungi orang-orang dari wilayah Ukraina timur yang memisahkan diri, de-fasis, dan demiliterisasi Ukraina.

Namun, kampanye ini menghadapi tentangan dari banyak negara di dunia, termasuk AS dan negara-negara Barat.

Selain itu dilaporkan Ukraina akan segera menerima paket rudal sebanyak 10.000 unit.

Pemerintah Inggris mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan mengumumkan paket bantuan baru untuk Ukraina pada pertemuan dengan para pemimpin NATO dan negara-negara G7 yang berlangsung hari ini (24/3), dan meminta komunitas internasional melakukan sama, Guardian melaporkan.

Paket bantuan baru ini mencakup 6.000 rudal portabel, ditambah tambahan 25 juta pound, atau 33 juta dolar, bagi Ukraina untuk membayar gaji tentaranya.

Dengan komitmen terbaru, Inggris telah dan akan menyediakan total 10.000 "rudal pertahanan" ke Ukraina dan lebih dari 400 juta pound.

Belum jelas jenis rudal apa yang akan dikirim Inggris ke Ukraina.

Baca Juga: Sampai Jadi Sorotan Media Asing, Rupanya Indonesia Sedang Jadi Perbincangan Dunia Gara-gara Tidak Depak Rusia Dari KTT G20, Begini yang Dikatakan Media Asing Tentang Indonesia

Baca Juga: Sibuk Perang di Ukraina, Rusia Rupanya Hadapi Ancaman Nyata dari Kelompok Teroris Ini di Dalam Negeri, Tempat Ini Hampir Diledakkan Bom

Namun, pihak Inggris menegaskan bahwa tidak semua pengiriman ini adalah rudal anti-tank ringan NLAW modern, yang telah dikirim setidaknya 4.200 unit ke Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

London juga berencana mengirim rudal anti-pesawat Starstreak berkecepatan tinggi untuk membantu Ukraina menangkis serangan udara berat oleh pasukan Rusia.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengumumkan bahwa Swedia akan mengirim 5.000 senjata anti-tank tambahan ke Ukraina, di samping 5.000 yang sudah disediakan.

Linde menyebut keputusan itu "bersejarah". Pihak Jerman juga mengumumkan untuk membantu Kiev dengan 2.000 senjata anti-tank.

Rusia belum mengomentari langkah negara-negara Eropa. Moskow memperingatkan bahwa setiap pengiriman senjata yang melintasi perbatasan dengan Ukraina dapat menjadi sasaran.

Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memposting video di halaman Facebook-nya, menegaskan bahwa Ukraina akan terus berjuang.

Pada saat yang sama meminta negara-negara untuk mencegah konflik dengan alasan bahwa perang saat ini dalam bahaya menyebar di perbatasan Ukraina.

Dalam perkembangan terkait, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada 23 Maret menegaskan kembali bahwa NATO tidak mengirim pasukan ke Ukraina untuk menghindari perang habis-habisan dengan Rusia.

"NATO memberikan bantuan ke Ukraina tetapi bukan bagian dari konflik. NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina," katanya.

Artikel Terkait