Kisah Sohei dan Yamabushi, Biksu Prajurit Jepang Kuno yang Menakutkan, Kombinasikan Agama dengan Kekerasan?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Sohei, biksu prajurit pada abad pertengahan.
Sohei, biksu prajurit pada abad pertengahan.

Intisari-Online.com – Di Eropa, kita mengetahui biksu prajurit pertama yaitu Knights Templar, yang aktif selama Perang Salib.

Rupanya, orang suci yang menjadi prajurit tidak hanya ada di Eropa.

Di belahan dunia lain, seperti Jepang, terdapat organisasi keagamaan yang melatih para biksunya untuk menjalani gaya hidup pertapa.

Pada saat yang bersamaan, mereka juga terlibat dalam konflik kekerasan hingga kemudian menjadi pejuang yang hebat.

Sohei, dikenal sangat religius, dan dianggap sebagai pejuang yang menakutkan.

Sementara, Yamabushi adalah biksu prajurit pengembara gunung misterius yang mencari kekuatan spiritual dan supernatural.

Namun, mereka juga bisa sangat kejam dan berbahaya.

Sohei merupakan biksu prajurit Buddha yang kuat dari Jepang abad pertengahan dan feodal.

Baca Juga: Inilah Sohei, Biksu Prajurit Jepang pada Abad Pertengahan, Tetap Pakai Tasbih Ketika Berperang, Gunakan Baju Besi dan ‘Rok’ Panjang Lebar, Juga Senjata yang Dibawa-bawa Samurai

Baca Juga: Bingung Bedanya Ninja, Samurai, bahkan Ronin? Simak Penjelasan tentang Prajurit Tradisional Jepang yang Lengkap Ini

Mereka mudah dikenali dari kerudung putih yang dikenakan di atas kepala mereka yang dicukur, seperti halnya semua biksu.

Sohei pertama kali muncul selama periode Heian dari tahun 794 hingga 1185.

Saat ini adalah periode dalam sejarah Jepang ketika Buddhisme, Taoisme, dan pengaruh China lainnya mencapai puncaknya.

Mengapa Sohei menjadi prajurit, berkaitan dengan kekuatan dan kontrol.

Para biksu prajurit ini memainkan peran penting ketika perseteruan politik yang sengit dimulai antara kuil-kuil yang berbeda, sub-sekte agama Buddha yang berbeda, atas penunjukan kekaisaran ke posisi kuil teratas.

Pada abad ke-10, Kaisar dan pemerintahannya masih mempertahankan banyak kekuasaan.

Kekuasaan ini termasuk menunjuk biksu mana yang akan menjalankan kuil tertentu.

Perselisihan antara dua kuil menyebabkan pembentukan pasukan biksu di Kuil Yasaka di Kyoto, yang menyebabkan perlombaan senjata biksu prajurit.

Baca Juga: Dari Ninja, Samurai, Sampai Sshigaru, Inilah Penjelasan Tentang Prajurit Tradisional Jepang di Zaman Dulu

Baca Juga: Berumur Sekitar 2.400 Tahun, Pedang Berlapis Emas Scythian ‘Akinakes’ Ditemukan di Ukraina Selatan Bersama Prajurit Penunggang Kuda yang Menggunakannya

Ketika perselisihan berakhir dan ada perdamaian, konflik baru muncul, dan mereka pergi berperang lagi.

Sōhei menggunakan berbagai senjata. Pedang yang paling umum adalah tachi, pedang tradisional yang juga dipakai oleh prajurit Samurai.

Para biksu prajurit juga menggunakan pisau, belati, kanabō berat, tongkat besar yang ditempa dari besi padat.

Pada titik tertentu, Sōhei hidup berdampingan dengan prajurit Samurai selama periode yang sama.

Sementara, Yamabushi yang misterius adalah biksu prajurit pengembara gunung yang mencari kekuatan spiritual dan supernatural.

Meskipun sebagian besar mereka menyendiri, mereka kadang-kadang membentuk konfederasi dan asosiasi longgar dengan kuil-kuil tertentu.

Mereka juga terkadang berpartisipasi dalam pertempuran dan pertempuran kecil bersama dengan para biksu prajurit Samurai dan Sōhei.

Yamabushi muncul pada abad kedelapan dan kesembilan di Jepang.

Baca Juga: VOC Sampai Geleng-geleng Tak Percaya Melihatnya, Inilah Kondisi Mengerikan Ratusan Prajurit Mataram yang Dihukum Sultan Agung Gara-gara Kalah Berperang

Baca Juga: Teknik Kung Fu Ciptaannya Digunakan Bintang Film Kung Fu Bruce Lee, Inilah Kisah Prajurit Wanita Legendaris China, Ng Mui Si Tei, Salah Satu yang Selamat dari Hancurnya Kuil Shaolin Dinasti Qing

Keyakinan mereka didasarkan pada potongan-potongan dari agama yang berbeda.

Yamabushi percaya bahwa untuk menjadi tercerahkan secara spiritual seseorang harus memiliki hubungan yang erat dengan alam dalam waktu yang lama.

Mereka juga percaya bahwa berkomunikasi dengan alam akan memberikan seseorang kekuatan supernatural.

Selama perjalanan panjang mereka, Yamabushi sering harus membela diri, itulah sebabnya mereka dilatih dalam seni bela diri.

Agama dikombinasikan dengan kekerasan membentang jauh ke belakang dalam sejarah kita.

Baca Juga: Bak Prajurit Terampil, Gadis Remaja Ini Terobos Garda Depan 2.000 Pasukan Musuh, Inilah Kisah Xun Guan, Hadapi Pemberontak yang Miliki Kecakapan Bela Diri Demi Selamatkan Ayahnya

Baca Juga: Sosoknya Dibandingkan dengan Hua Mulan yang Legendaris, Inilah Wang Cong’er, Prajurit Wanita China yang Lahir dari Kemiskinan, Pimpin Pemberontakan Rakyat Besar Lawan Dinasti Qing yang Korupsi

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait