Find Us On Social Media :

Inilah Sohei, Biksu Prajurit Jepang pada Abad Pertengahan, Tetap Pakai Tasbih Ketika Berperang, Gunakan Baju Besi dan ‘Rok’ Panjang Lebar, Juga Senjata yang Dibawa-bawa Samurai

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 10 Agustus 2021 | 12:05 WIB

Sohei, biksu prajurit pada abad pertengahan.

 

Intisari-Online.com – Mungkin kita berpikiran dahulu mereka yang terjun ikut ikut berperang adalah para tentara profesional dan mereka yang bertekad membela bangsa dan negara.

Tapi, tidak dari kelompok orang yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan.

Pandangan modern Budhhisme adalah salah satu keyakinan yang damai dan spiritual, di mana para penyembah menetapkan jalan menuju pencerahan melalui meditasi dan disiplin.

Tetapi, sohei Jepang feodal, sama sekali tidak memiliki rasa damai.

Baca Juga: Bingung Bedanya Ninja, Samurai, bahkan Ronin? Simak Penjelasan tentang Prajurit Tradisional Jepang yang Lengkap Ini

Sohei berarti ‘biksu prajurit’.

Mereka muncul di awal abad pertengahan, karena sekte-sekte agama Buddha yang berbeda akhirnya saling angkat senjata.

Mereka merupakan kekuatan politik utama di Jepang, menakutkan bukan hanya karena kehebatan mereka dalam perang tetapi juga karena mereka membawa otoritas spiritual yang sangat besar.

Mereka dapat menjatuhkan kutukan kepada siapa punyang tidak menyenangkan bagi mereka.

Baca Juga: Dari Ninja, Samurai, Sampai Sshigaru, Inilah Penjelasan Tentang Prajurit Tradisional Jepang di Zaman Dulu