Intisari-Online.com- Tak hanya identik dengan kaum pria dengan segala kemaskulinannya, prajurit wanita Jepang juga diisi oleh para perempuannya yang disebut sebagaionna bugeisha.
Satu tokohwanita Jepang yang terkenal karena kekuatannya adalah Permaisuri Jingu yang berasal dari tahun 200 M.
Menurut beberapa legenda, Permaisuri itu menyerbu Korea saat sedang hamil putranya yang kemudian diberi nama Ojin yang nantinya dihormati sebagai dewa Perang.
Namun sulit untuk membuktikan keberadaan sebenarnya dari Permaisuri Jingu.
Meski pada sekitar tahun 200 SM memang diketahui ada masyarakat matriarkal yang berkembang di bagian barat pulau Jepang.
Berbeda dengan permaisuri, sosokonna bugeishaatau para samurai perempuan ini benar-benar nyata.
Mereka ditunjuk menjadi prajurit biasanya karena mereka terlahir dalam keluarga samurai.
Terlepas dari apakah mereka belajar menggunakan pedang dan bertempur seperti yang dilakukan oleh pria di dalam keluarga.
Onna bugeishabertugas untuk mengawasi pendapatan keluarga, mengurus keuangan, serta mengurus rumah tangga.
Namun tak hanya itu, mereka juga dilatih untuk melawan penyusup jika ada orang yang masuk ke rumah.
Bahkan merekadilatih untuk melindungi seluruh desa beserta warganya.
Jika misalnya, seorang samurai tidak memiliki putra untuk mewariskan ilmunya dan hanya memiliki anak perempuan, makan anak perempuannya berhak dilatih sebagaionna bugeisha.
Meski tidak terlalu sering, kadang-kadangonna bugeishamemang berperilaku seperti samurai.
Beberapa dari mereka memiliki kekuatan untuk bertarung menggunakan dua pedang di tangan mereka.
Bahkan terdaftar dalam pasukan daimyo, berdampingan dengan mayoritas samurai laki-laki.
Dalam kasus-kasus ini, mereka juga mengenakan pakaian dan model rambut layaknya para prajurit pria.
Onna bugeisha yang diketahui dalam sejarah seperti Tomoe Gozen.
Meski banyak sumber menyatakan bahwa dia lebih merupakan legenda daripada tokoh sejarah nyata.
(*)