Penulis
Intisari-online.com - Keberanian Jepang untuk menggempur Pearl Harbor adalah contoh keberanian negara kecil menantang negara besar.
Pada saat itu, Jepang dengan percaya dirinya menjatuhkan bom di Pearl Harbor 1941 sebelum akhirnya di balas oleh Amerika.
Bahkan balasan yang diberikan AS ke Jepang justru jauh lebih telak dibandingkan serangannya ke Pearl Harbor.
Hal itu membuat negeri samurai itu langsung meyerah tanpa syarat kepada sekutu karena dua kota pentingnya porak poranda dihantam the little boy Amerika.
Meski demikian, Jepang sebenarnya bukanlah negara lemah, karena jauh sebelum itu ada negara besar yang pernah ditumbangkan oleh Jepang.
Negara tersebut adalah Rusia, di mana pada saat itu Rusia yang memiliki kekuatan militer unggul telak percaya diri bisa menghancurkan Jepang.
Namun faktanya justru sebaliknya, Rusia kalah telak sementara Jepang berhasil membuat Rusia kalang-kabut.
Peristiwa itu terjadi pada Pertempuran Tsushima 1905, di mana Rusia menurunkan angkatan laut kelas atasnya untuk menghancurkan Jepang.
Pada saat itu, kehebatan angkatan laut Rusia dianggap sangat kuat dan membuat musuh mana saja gemetar menghadapinya.
Namun, fakta itu berubah seketika saat pertempuran Tsushima di mana angkatan laut terkuat di dunia justru dipecundangi oleh Jepang.
Saat itu, Rusia mengirim armada besar untuk mempertahankan klaim mereka di dalam dan sekitar Korea dari Angkatan Laut Jepang yang sedang berkembang.
Angkatan Laut Jepang menggunakan kapal, taktik, dan telegrafi merekadengan lebih baik (pikirkan kode Morse kapal-ke-kapal) untuk menghancurkan Rusia.
Kedua armadabersitegang satu sama lain pada 27 Mei 1905.
Saat itu Jepang dipimpin oleh Togo Heihachiro, sementara Rusia dipimpin oleh Zinovy Rozhestvensky.
Kapal-kapal Jepang saat itu berada dalam kondisi yang lebih baik, memungkinkan mereka untuk berlayar sedikit lebih cepat.
Bahkan kondisi masih lebih baik bagi orang Jepang, meski ada kabut tebalmasih dapat ditembus oleh lalu lintas telegraf mereka.
Sementara orang Rusia juga tidak dapat berkomunikasi dengan lampu dan benderanya.
Lima kapal perang Jepang dan 84 kapal serta perahu lainnya dua kali lebih baik menyebrangi kabut daripada 38 kapal Rusia.
Mereka menghantam Rusia dengankekuatan penuh sementara Rusia hanya bisa membalas dengan senjata ke depan tanpa ancaman nyata.
Rusia terpaksa melarikan diri, hanya mampu menenggelamkan tiga kapal torpedo Jepang sementara kehilangan 28 kapal.
Pertempuran ini menjadi peristiwa angkatan laut terbesar penting sejak Trafalgar.
Beberapa dekade kemudian, penghancurkan ini menyebabkan reaksi pahit dari publik Rusia.
Pada Bulan September, Rusia didorong untuk perjanjian damai tanpa adanya pertempuran lebih lanjut.