Find Us On Social Media :

VOC Sampai Geleng-geleng Tak Percaya Melihatnya, Inilah Kondisi Mengerikan Ratusan Prajurit Mataram yang Dihukum Sultan Agung Gara-gara Kalah Berperang

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 16 Februari 2022 | 14:15 WIB

(ilustrasi) Sultan Agung Hanyokrokusuma, sultan ketiga Kesultanan Mataram Islam.

Intisari-Online.com – Sultan ketiga yang memimpin Kesultanan Mataram Islam bergelar Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma, atau kita lebih mengenalnya sebagai Sultan Agung.

Sultan Agung berkuasa mulai tahun 1613 hingga 1645 yang membuat Mataram berkembang menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling dihormati di Nusantara.

Telah banyak kisah perjuangan Sultan Agung untuk Kesultanan Mataram, terutama ketika dia menyerang Batavia yang ketika itu dikuasai oleh JP Coen, Gubernur Jenderal VOC tahun 1628.

Pada mulanya, VOC mengirimkan dutanya untuk mengajak Sultan Agung agar mengizinkan VOC mendirikan loji-loji dagang di pantai utara Mataram.

Namun, Sultan Agung menolak karena jika diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC, yang membuat hubungan keduanya menjadi renggang.

Jayakarta yang ketika itu belum dikuasai Mataram, berhasil direbut VOC pada tahun 1619 dan diubah namanya menjadi Batavia.

Batavia yang menjadi penghalang untuk menguasai Banten, perlu diatasi dahulu oleh Mataram, sehingga pada April 1628, Mataram mengirim utusannya, yaitu Kyai Rangga, Bupati Tegal, ke Batavia.

Sayangnya, perundingan itu ditolak oleh JP Coen, yang menyebabkan pertempuran antara Mataram dengan VOC di Batavia.

Baca Juga: Tidak Pernah Mau Berdamai dengan VOC, Inilah Sultan Agung Hanyokrokusumo, Penguasa Ketiga Kesultanan Mataram, Murid Sunan Kalijaga, yang Menjadikan Kerajaannya Besar di Nusantara

 Baca Juga: Kisahkan Panembahan Senapati dari Mataram dalam Pertapaannya Bertemu dan Memadu Kasih dengan Kanjeng Ratu Kidul, Inilah Tarian Bedhaya Ketawang yang Dianggap Sakral, Lambang Kebesaran Raja

Dengan menggunakan Armada Bahureksa, pasukan Mataram membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa, dan 12.000 karun beras, berdalih ingin berdagang di Batavia, yang membuat pihak Belanda curiga.