NATO disiapkan sebagai persekutuan pertahanan melawan ancaman Soviet.
Ketika Uni Soviet runtuh dan Pakta Warsawa hadir untuk gencatan senjata, NATO, yang seharusnya tidak dilanjutkan, akan muncul lagi sebagai penjamin negara-negara yang baru merdeka di Timur Eropa, dari Baltik sampai ke Romania dan selebihnya.
Secara logisnya, memasukkan Georgia dan Ukraina akan masuk akal, kecuali ada perang di Georgia dan Rusia datang mengakhiri kemerdekaan Georgia.
Rusia menduduki Georgia untuk mengambil dua provinsi dari Georgia, yaitu Ossetia Selatan dan Abkhazia.
Perang itu dipicu oleh dorongan NATO ke selatan dan barat dan Rusia memutuskan perlunya buffer atau penyeimbang melawan Natoisasi.
Namun, perang di Georgia bisa jadi lebih buruk, seperti dipaparkan Bryen.
Alih-alih memikirkan ulang antusiasme NATO untuk ekspansi, NATO melanjutkan, kini dengan Ukraina, berlatih dan membangu pasukan Ukraina dengan dorongan Washington.
Washington dan Eropa telah memainkan peran penting mendorong Ukraina ke Barat dan membangun narasi melawan Rusia.
Hal ini telah memperburuk situasi dan kondisi yang mana keseimbangan kekuatan geopolitik secara negatif berubah, melawan kepentingan keamanan nasional Rusia.
Rusia mengambil alih Krimea tahun 2014 dan pelabuhan penting Sevastopol menuju Black Sea.
KOMENTAR