Namun, karena kegigihan Kaisar Xuanzong, Selir Terhormat Sun akhirnya menyetujuinya.
Setelah Kaisar Xuanzong memutuskan pengunduran diri Permaisuri Hu Shanxiang, dia mengirimnya ke Istana Chang’an, lalu dia memberinya gelar ‘Guru Keheningan Abadi dan Cinta Keibuan’.
Kaisar memerintahkan mantan Permaisurinya itu untuk menjadi biarawati Taois.
Penurunan takhta Permaisuri Hu Shanxiang disambut dengan simpati di seluruh negeri, dan salah satu simpatisan mantan permaisuri adalah ibu mertuanya, Janda Permaisuri Zhang.
Hu Shanxiang sering diundang untuk makan malam di istana Janda Zang dan duduk di posisi yang lebih tinggi dari Permaisuri Sun.
Pada tahun 1442, Janda Permaisuri Zhang meninggal, dan Hu Shanxiang diangkat menjadi selir, tetapi berarti dia tidak lagi memiliki status yang setara dengan Permaisuri Sun yang sering dinikmatinya ketika ibu mertuanya masih hidup.
Dengan kepergian Janda Permaisuri Zhang, dia tidak lagi memiliki orang kuat yang bersimpati dengan situasinya.
Sendirian dan tanpa pendukung yang kuat, Selir Hu Shanxiang jatuh sakit dan meninggal setahun kemudian.
Hu Shanxiang dimakamkan di Jinshan dan diberi upacara yang cocok untuk selir dan bukan permaisuri.
Pada 1462, setelah kematian Janda Permaisuri Sun, istri Kaisar Yingzong memohon kepada suaminya untuk mengembalikan gelar Hu Shanxiang sebagai permaisuri.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR