Masih tidak cukup, Zhou menyuruh Ji Chang meminum sup daging putranya sebelum memenjarakannya.
Hanya karena penyuapan, Ji Chang akhirnya dibebaskan dua tahun kemudian.
Dua belas tahun kemudian setelah kematian Ji Chang, putra bungsunya, Ji Fa, melancarkan serangan terhadap Shang untuk membalas dendam keluarganya.
Kemarahan dan kebencian yang diciptakan oleh kebrutalan tiran Zhou dan Da Ji di antara rakyatnya sendiri membuat Ji Fa lebih mudah mencapai tujuannya.
Dalam menghadapi serangan gencar suku Zhou, tentara Shang yang bersenjata lebih baik dan tak terkalahkan tiba-tiba menyerah dan banyak tentara bahkan mengarahkan senjata mereka melawan penguasa tirani mereka.
Melihat dinastinya hancur, tiran Zhou bunuh diri dengan membakar dirinya sendiri.
Da Ji kemudian dihukum mati oleh Ji Fa, raja Dinasti Zhou yang baru.
Sementara, menurut The Historical Romance of Apotheosis (Feng Shen Yanyi), setelah jatuhnya Dinasti Shang, Nu Wa menghukum mati Da Ji, inkarnasi rubah, alih-alih menjadikannya abadi seperti yang dijanjikannya, karena Da Ji terlalu bersemangat melakukan apa yang diminta.
Da Ji telah membuat orang-orangnya sangat marah sehingga Nü Wa tidak punya pilihan lain.
Namun, sejarawan berpendapat bahwa Kaisar Zhou dari Shang maupun Da Ji tidak melakukan kekejaman seperti yang diklaim oleh legenda.
Bisa jadi ini hanyalah taktik propaganda dari suku Zhou untuk menjelekkan pasangan itu dalam menggalan dukungan atas perjuangan mereka.
Dan jika itu benar, maka Da Ji menjadi korban perang psikologis pertama yang pernah ada dalam sejarah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR