Intisari-Online.com -Poppaea Sabina adalah selir dan istri kedua kaisar Romawi Nero.
Tindakan buruk Nero sering dikaitkan dengan adanya pengaruh dari Poppaea Sabina.
Tahun kelahiran Poppaea tidak diketahui, tetapi dia meninggal pada tahun 65 M.
Melansir Thought.co, Poppaea lahir sebagai putri dari seorang wanita dengan nama yang sama yang bunuh diri. Ayahnya adalah Titus Ollius.
Kakek dari pihak ayah, Poppaeus Sabinus, adalah seorang Konsul Romawi dan teman beberapa kaisar.
Keluarganya kaya, dan Poppaea sendiri memiliki sebuah vila di luar Pompeii.
Poppaea pertama kali menikah dengan Rufrius Crispinus dari Pengawal Preaetorian, dan mereka memiliki seorang putra.
Agrippina the Younger, sebagai permaisuri, mencopot Rufrius dari posisinya, karena dia terlalu dekat dengan permaisuri sebelumnya, Messalina.
Suami Poppaea berikutnya adalah Otho yang merupakan teman masa kecil Nero.
Kemudian Poppaea menjadi selir Kaisar Nero, yang usianya sekitar tujuh tahun lebihtua darinya.
Nero menunjuk Otho ke pos penting sebagai gubernur Lusitai (Lusitania).
Nero menceraikan istrinya, Octavia, yang merupakan putri dari pendahulunya, Kaisar Claudius.
Hal ini menyebabkan keretakan Nero dengan ibunya, Agrippina the Younger.
Nero kemudian menikahi Poppaea, dan Poppaea diberi gelar Augusta ketika mereka memiliki seorang putri, Claudia. Sayangnya, Claudia tidak berumur panjang.
Menurut cerita, Poppaea telah mendesak Nero untuk membunuh ibunya, Agrippina the Younger.
Poppaea juga mendesak Nero untuk menceraikan dan kemudian membunuh istri pertamanya, Octavia.
Poppaea juga dilaporkan telah membujuk Nero untuk membunuh filsuf Seneca, yang telah mendukung selir Nero sebelumnya, Acte Claudia.
Poppaea diyakini telah menggerakkan Nero untuk menyerang orang-orang Kristen setelah Kebakaran Roma dan telah membantu membebaskan para imam Yahudi atas permintaan Josephus.
Dia juga mendukung kota kelahirannya Pompeii, dan membantu Pompeii mendapatkan otonomi yang cukup besar dari pemerintahan Kekaisaran.
Dalam studi arkeologi kota Pompeii, para ahli telah menemukan bukti bahwa selama hidupnya, Poppaea dianggap sebagai wanita yang berbudi luhur, dengan banyak patung untuk menghormatinya.
Nero dan Poppaea, menurut beberapa orang sezaman, bahagia dalam pernikahan mereka.
Namun, Nero memiliki temperamen dan menjadi semakin tidak menentu.
Nero dilaporkan menendang Poppaea saat pertengkaran ketika Poppaea hamil pada tahun 65 M.
Hal itu mengakibatkan kematian Poppaea, mungkin dari efek setelah keguguran.
Nero memberi Poppaea pemakaman umum dan menyatakan kebaikannya.
Tubuh Poppaea dibalsem dan dimakamkan di Mausoleum Augustus. Nero menyatakan betapa istimewanya Poppea.
Nero bahkan dikatakan telah mendandani salah satu budaknya sebagai Poppaea sehingga Nero bisa percaya bahwa Poppaea belum mati.